TANGERANG–Rencana Pemerintah Pusat untuk menaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Rp4.500 menjadi Rp6.000/liter, diprediksi akan berdampak kepada segala sektor.
Yang paling kena imbasnya adalah penguna jasa angkutan kota (Angkot) dan pengusahanya. Dimana, prediksi kenaikan tarif akan mencapai 40 persen, jika harga BBM benar-benar naik.
Ketua Organda Kota Tangerang, Khairul Idris Siregar mengatakan, kenaikan BBM yang direncanakan pemerintah pada April 2012, akan berpengaruh terhadap harga ongkos angkot.
Sebab, kenaikan BBM tidak berbading seimbang dengan kondisi angkot yang terus mengalami kemorosotan pendapatan.
“Jika BBM dipastikan naik, kami pasti akan menaikan biaya angkot sekitar 30 sampai 40 persen, dari harga sebelumnya. Sebab, kalau tidak akan mematikan usaha kami,” kata Khairul saat dihubungi, hari ini.
Khairul mengatakan, kenaikan tarif angkot antara 30 sampai 40 persen diseimbangkan dengan naiknya harga BBM. Meski untuk kepastiannya, pihaknya harus menunggu kepastian dari pemerintah.
“Organda tidak bisa menekan harga tarif angkot, meski pemerintah dan masyarakat menolaknya. Sebab, jika kenaikan BBM ditetapkan, secara signifikan berpengaruh kepada moda transportasi darat di Tangerang, baik operarional dan biaya perawatan,” bebernya.
Belum lagi, uraianya, faktor kenaikan BBM ini akan ikut berimbas pada kenaikan harga barang lainnya. Seperti, harga onderdil angkot, bakal melambung. Atas asas rasional inilah, ada keinginan dari pengusaha angkutan untuk menaikan tarif angkot, jika nanti BBM naik.
“Kalau kenaikan BBM berlaku umum, akan kami naikan tarif angkot. Namun, jika BBM subsidi diberikan kepada angkot, tarif angkot tetap seperti biasa,” kata Khairul.
Masih kata Khairul, Organda selama ini belum menaikan ongkos angkot sebagaimana pihaknya mengikuti ketentuan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, yang masih memperkenankan angkot menggunakan BBM subsidi.
Tetapi, kenyataannya akhir-akhir gencar keinginan pemerintah untuk menaikan BBM, tanpa memberikan BBM subsidi kepada angkot.
“Terus terang saja, pengusaha mulai gusar kalau BBM naik. Kalau pemerintah mau memberikan kartu pengendali BBM bersubsidi kepada angkot, ini bisa jadi tarif angkot tidak naik,” ucapnya.
Adapun, dilanjutkan, kenaikan BBM nantinya akan sangat berdampak kepada penurunan penumpang dan pendapatan sopir angkot, jika tarif angkot naik.
Sebab, penumpang lebih memilih membeli kendaraan roda dua ketimbang mengunakan angkot yang tarifnya dinaikan.
“Kalau tidak ada subsidi, kami akan kehilangan penumpang. Apalagi, pendapatan 2.300 angkot di Kota Tangerang kian terpuruk,” singkatnya.
Sebelumnya, kencang beredar rencana pemerintah pusat akan menaikkan harga BBM bersubsidi, khususnya jenis Premium dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.000. Kondisi itu diakui sejumlah kalangan akan meninggikan angka inflasi 0,31 persen.
Yang sama juga akan membuat angka inflasi jadi bertambah 0,9 persen. Dengan kondisi itu, dampak tidak langsung akan berkelanjutan yakni pengaruh kenaikan harga ke harga transportasi. (DRA)
Tags