Warga Cina Benteng Datangi Pemkot Tangerang
Bentrok antara warga dengan Satpol PP.(tangerangnews / rangga)
TANGERANG-Sekitar 10 orang perwakilan warga yang tinggal di bantaran sungai atau yang dikenal Cina Benteng, Kamis (24/5), mendatangi pemkot Tangerang. Mereka mempertanyakan kebenaran isi surat terkait rencana penggusuran.
Koordinator FMKB (Forum Masyarakat Kampung Benteng), Hadir Eddy Liem hadir bersama perwakilan dari warga Bayur dan Sukamandi. "Kami datang untuk pertanyakan surat ini. Karena kami tidak pernah diberitahu, tiba-tiba datang surat yang isinya peringatan pertama agar warga yang tinggal di bantaran Sungai Cisadane untuk segera pergi, atau ditertibkan," ucap H Samino, perwakilan warga Sukamandi.
Menurut Samino, sejak mendapat surat itu pada 2 Mei 2012, warga menjadi resah, mempertanyakan kebenarannya. "Hampir setiap hari warga datang pada saya dan bertanya. Hingga akhirnya saya tembuskan surat ini ke lurah, tapi tidak direspon," ucapnya.
Karena itu, kata Samino, dia bersama warga lainnya menggabungkan diri pada FMKB, yang juga menjadi korban gusuran pemkot Tangerang. "Kami bergabung untuk berjuang bersama. Karena nasib kami juga sama, mau digusur dari bantaran Sungai Cisadane," ucapnya.
Hariadi, perwakilan warga Bayur, mengatakan hal yang sama. "Kenapa tiba-tiba ada surat mau gusur. Seharusnya pemkot itu sosialisasi dulu. Jangan sampai warga menjadi resdah dan marah," tegasnya.
Menurut Hariadi, jumlah warga Bayur yang menerima surat rencana penggusuran itu sekitar 87 KK. "Karena mengalami nasib sama, kami bergabung dengan FMKB, untuk melawan semua ini," ucapnya.
Eddie Liem, Koordinator FMKB, menegaskan bahwa surat yang diterima warga adalah surat resmi yang ditanda tangani oleh Rahmat Hadis, Ketua Tim Penegak Peraturan dan Hukum Kota Tangerang. "Yang memberikan kepada warga juga PNS berseragam dengan tulisan Dinas PU," ucapnya.
Kedatangan perwakilan warga, yang dibarengi wartawan, cukup mengagetkan Ivan Yudianto, Kabag Hukum Pemkot Tangerang. "Kok rame-rame begini, seharusnya tak perlu ada wartawan segala," ujarnya.
Ivan tampak salah tingkah. Kepada perwakilan warga, Ivan menyatakan bahwa surat peringatan pertama soal penggusuran itu tidak benar. "Abaikan saja surat ini, karena kami tak pernah membuatnya," katanya.
Kalaupun ada surat rencana penggusuran, kata dia, tidak akan mengutak-atik keberadaan warga Ciben. "Mana mungkin sih kami gusur. Waktu itu saja sudah ramai," ujarnya.
Namun Ivan menyesalkan sikap warga, yang tidak lapor lebih dahulu kepada dirinya sebelum memublikasi lewat media. "Harusnya kalau ada surat begitu, langsung saja lapor kepada kami, tidak perlu ke media segala," ucapnya.(DRA)
Tags