TANGERANG - Gerhana matahari total pada Rabu (9/3/2016) sukses menarik wisatawan mancanegara dan domestik ke kota-kota yang dilewati fenomena alam langka ini. Selain turis, pedagang yang mencari peruntungan juga berburu keramaian di lokasi gerhana.
Turis asal Yunani, Christos, nekat bolos kerja demi melihat gerhana matahari total di Belitung. "Saya bolos kurang lebih satu minggu. Saya sangat antusias," kata Christos.
Christos yang berprofesi sebagai teknisi sekaligus guru matematika ini datang sendirian ke Belitung pada Minggu (6/3/2016). Dia tak sabar merasakan suasana yang mendadak gelap karena matahari tertutup bulan. "Posisi (matahari) sangat rendah dan bisa lihat korona yang menakjubkan secara lebih dekat," ujarnya.
Tahun ini adalah kedua kalinya dia menyaksikan gerhana matahari total. Sebelumnya dia melihat fenomena itu di Mongolia pada 2008.
Dia mengaku cemas dengan kondisi cuaca di Indonesia yang saat ini kerap hujan. Dia juga gagal membujuk teman-temannya ikut datang ke Indonesia karena masalah cuaca itu. Tapi, dia tak merasa rugi kalaupun nanti mendung, karena dia tetap bisa menikmati keindahan Belitung. "I love Indonesian people," ujarnya.
Selain turis seperti Christos, gerhana di Belitung dan beberapa daerah lainnya juga menarik perhatian Sahal, pedagang sate asal Belitung Utara. Sehari-harinya dia berdagang di Membalong yang jauh dari sini Pantai Tanjung Kelayang tempat dia sementara menjajakan sate. "Kata kawan di Tanjung Kelayang bakal ramai karena gerhana, makanya saya coba dagang di sini," kata Sahal.
Pantai Tanjung Kelayang memang jadi pusat pengamatan gerhana matahari total di Belitung. Terbukti omzetnya bertambah meski belum banyak. Dia berharap hari ini dan hari gerhana besok bisa lebih banyak. "Ya Alhamdulillah, semoga besok bisa lebih ramai," kata mantan TKI di Arab Saudi tersebut.