TANGERANGNEWS-Badan Nasional Narkotika (BNN) mencurigai jaringan narkoba Internasional kini membidik perairan Indonesia sebagai jalur yang aman untuk mensulpai narkoba ke tanah air. Meski biaya untuk menyelundupkan terbilang besar melalui laut, tetapi diakui Kepala Bagian Humas Badan Nasional Narkotika (BNN) AKBP Sumirat Dwiyanto mereka saat ini tengah memilih jalur tersebut.
Indonesia, kata dia, banyak sekali perairan terbuka (pelabuhan ilegal). Sedangkan pelabuhan resminya terbilang masih terbatas. “Kita sangat mencurigai itu, tuk itu segera kita akan menggelar operasi maritim bersama-sama dengan pihak Kantor Penjaga Laut dan Pantai (KPLP), TNI AL bersama dengan Polairut,” tutur Sumirat.
Permintaan sabu sama saja dengan prinsip ekonomi. Jika, barang (sabu-sabu) menjadi langka, maka harganya semakin tinggi. Namun, soal kebutuhan yang meningkat dirinya meyakini memang Indonesia termasuk, Negara yang paling besar permintaan akan sabu-sabu. “Itu semua karena memang sudah sulit mendapatkan sabu di sini. Dapat dibayangkan, selain digagalkan di bandara, kami bersama-sama dengan Polri hingga November ini sudah 17 kali menggerebek pabrik sabu-sabu. Jelas ini membuat para pelaku pusing untuk memenuhi permintaan pemakainya,” terangnya.
Pengungkapan kasus paling besar tahun ini adalah jaringan Depok, Jepara dan di Jakarta Barat , Daan Mogot. Sayangnya, Sumirat enggan memberikan keterangan lebih lanjut soal berapa banyak dan nilai barang haram itu dari jaringan tersebut. (dira)
Tags