TANGERANGNEWS-Bank Indonesia masih mengkaji pembentukan kesepakatan baru terkait suku bunga dana. Saat ini, BI lebih fokus pada penurunaN suku bunga kredit yang penurunnanya masih lambat.
Hal ini diungkap Deputi Gubernur BI Muliaman D Hadad usai rapat dengan Komisi XI DPR di Jakarta, kemarin. Menurutnya, bank sentral tengah menyusun format pelaporan untuk meningkatkan efisiensi bank. Pasalnya, masalah efisiensi ini menjadi kunci besar kecilnya suku bunga kredit.
"Dalam bankers dinner sudah dibicarakan. Ada format pelaporan yang bisa membandingkan antara satu bank dengan bank lain. Khususnya masalah efisiensi," jelas Muliaman.
Dengan membandingkan tingkat efisiensi ini, Muliaman berharap bisa ditemukan benchmark suku bunga wajar. Sehingga, bank mau menurunkan margin bunga agar bunga kredit bisa turun. Dia mengakui sampai saat ini margin bunga masih terbilang tinggi. Sehingga, meski bunga dana turun, koreksi di bunga kredit terbilang lambat.
Kendati begitu, Muliaman mengatakan terdapat indikasi menggembirakan dari bank-bank swasta. Saat ini mereka berlomba memberikan mergin bunga rendah. Alhasil, bunga kredit yang ditawarkan pada debitur pun menurun.
"Tadi pagi gap-nya turun dari 6,23 jadi 6,08. Banyak bank swasta yang menawarkan margin lebih rendah sehingga bunganya turun," ungkap Muliman.
Muliaman berharap dengan semakin gencarnya ekspansi kredit, maka bunga akan turun dengan sendirinya. Dia mengingatkan, pematokan bunga rendah merupakan indikasi upaya bank menggenjot kredit. Pasalnya, akselerasi ekpansi kredit hanya bisa dilakukan dengan bunga rendah. (de)
Tags