TANGERANGNEWS-Tindakan mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji menuding sejumlah nama terkait makelar kasus di tubuh kepolisian dinilai mencoreng nama institusi kepolisian. Susno semestinya mundur sebelum ia mengungkapkan uneg-unegnya terkait markus. Alamat sebagai polisi reformis salah jika ditujukan pada Susno Duadji.
Hal ini disampaikan oleh pengamat LIPI Hermawan Sulistyo Sabtu (20/3). "Ukuran reformis itu apa? Kalau dari perilaku, Kapolda Jabar jauh (lebih baik), dia konsisten betul. Kalau reformis dari visi, Pak Susno jauh itu dari Kapolres Rembang. Kalau reformis itu disisi pendidikan, dibanding Farouk jauh. Penilaian itu salah persepsi," kata lelaki yang akrab dipanggil Kiki ini.
Kiki menyatakan bahwa tindakan Susno lebih didasari pada sakit hati karena posisinya sekarang terpinggirkan. Meski, ia tidak menampik jika markus memang berkeliaran di tubuh kepolisian. Terlebih, lingkup tugas reserse tak terbuka sehingga menyulitkan publik untuk mengawasi.
"Benahi serse paling sulit karena sifatnya tertutup. Jadi, maling teriak maling," tukasnya.
Ia meyakini jika posisi Susno tak disokong oleh jenderal lain di tubuh kepolisian. Ia, kata dia, melawan jenderal lainnya sendirian. Terkait tindakan Susno, ia berpendapat bahwa polisi semestinya tidak terlalu bereaksi terhadap hal itu. Apa yang dilakukan Susno sudah masuk kedalam ranah publik sehingga publiklah yang lebih berhak menentukan sikap atas kebenaran cerita Susno.
"Secara eksternal, publik harus hati-hati atas informasi dari kedua belah pihak, karena disinformasi bisa hadir setiap saat. Tidak bisa diterima primafasi sebagai salah atau primafasi sebagai benar," ujarnya. (dira)
Tags