TANGERANGNEWS.com-Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan kepala daerah untuk tidak menyimpan stok vaksin terlalu lama jika sudah mendapatkan kiriman dari pemerintah pusat. Segera suntikkan vaksin tersebut ke masyarakat.
"Vaksin ada jangan sampai kalau gubernur mendapat vaksin, bupati, dan wali kota jangan biarkan vaksin itu berhenti sehari-dua hari," kata Jokowi, seperti dilansir dari Okezone, Minggu 8 Agustus 2021.
Jika nantinya stok vaksin habis, pemda bisa langsung memintanya kepada pusat agar bisa dikirimkan kembali. Karena itu vaksin yang sudah didapat harus langsung disuntikkan.
"Langsung suntikan kepada masyarakat habis, minta pusat lagi jangan ada stok vaksin terlalu lama, baik di Dinas Kesehatan (Dinkes) maupun Rumah Sakit (RS) dan Puskesmas," tutur Jokowi.
Menurutnya, kecepatan vaksinasi merupakan kunci untuk mengendalikan pandemi. Percepatan vaksinasi ini tengah dilakukan di seluruh negara di dunia.
Selain vaksinasi, ada 3 langkah lain untuk mengendalikan kasus lonjakan kasus virus corona. Ketiganya adalah penurunan mobilitas, testing dan tracing, serta penambahan ruangan isolasi terpusat (isoter).
Saat ini, sejumlah provinsi di luar Jawa-Bali mengalami kenaikan kasus Covid-19 berdasarkan data terkini.
"Selama dua minggu terakhir ini saya melihat tanggal 25 Juli 2021 di luar Jawa-Bali berkontribusi 13.200 kasus atau 34% dari kasus baru secara nasional. Tetapi lihat per 1 Agustus naik menjadi 13.589 atau 44% dari total kasus baru secara nasional," ujar Presiden Jokowi.
Dalam paparannya Presiden Jokowi menyampaikan setidaknya ada lima provinsi yang mengalami kenaikan kasus, yaitu Kalimantan Timur (Kaltim), Sumatera Utara (Sumut) Papua, Sumatera Barat (Sumbar) dan Kepulauan Riau.
"Saya melihat ini angka-angka hati-hati ini yang 5 provinsi yang tinggi-tinggi 5 Agustus kemarin, Kaltim, kasus aktif yang ada 22.529 kasus, Sumut 21.876 kasus, Papua 14.989 kasus, Sumbar 14.496 kasus, Kepulauan Riau 13.958 kasus itu hari kamis," tuturnya.