TANGERANGNEWS.com-Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto didampingi oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengadakan pertemuan dengan Menteri Energi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Nishimura Yasutoshi.
Dalam pertemuan di sela-sela kegiatan IPEF (Indo-Pacific Economic Framework) di Los Angeles itu, kedua menteri membahas berbagai isu, termasuk didalamnya keikutsertaan dalam pilar-pilar yang menjadi fokus pembahasan di IPEF.
Menko Airlangga menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2022, yang mampu tumbuh 5.01% di kuartal I dan mencapai 5.44% (YoY) pada kuartal II.
Tren pertumbuhan ekonomi yang positif ini didukung pemulihan sejumlah indikator ekonomi, termasuk neraca perdagangan Indonesia yang terus mencatatkan surplus selama 27 bulan berturut-turut.
“Surplus ini terjadi karena meningkatnya perdagangan Indonesia dengan sejumlah negara, termasuk Jepang. Total nilai perdagangan antara Indonesia dan Jepang di tahun 2021, mencapai USD 32.5 Miliar, meningkat 36% dari tahun 2020 yang sebesar USD 23.8 Miliar," katanya beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan juga diingatkan kembali permintaan Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Jepang terkait tarif bea masuk untuk beberapa komoditas seperti ikan tuna dalam kaleng.
Saat ini, produk ikan tuna Indonesia masih dikenakan tarif bea masuk sebesar 7%, sementara produk serupa asal negara tetangga sudah dibebaskan tarif bea masuk oleh Jepang. Untuk ekspor buah nanas dan pisang, masih dikenakan pembatasan atas jumlah ekspor yang mendapatkan fasilitas.
Menko Airlangga juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk aktif dalam keempat pilar IPEF, terutama di pilar kedua terkait dengan supply chain (rantai pasok), berharap akan mendapat dukungan dalam pengembangan dua komoditas strategis, yaitu semi conductor dan EV (Electronic Vehicle) battery.
Selain itu juga disampaikan mengenai masalah trade facilitation, pengembangan SDM khususnya untuk pengembangan semi konduktor dan SDM di bidang digital.
Menteri Nishimura baru diangkat menjadi Menteri METI pada tanggal 10 Agustus yang lalu, dan telah bertemu dengan Menko Airlangga di Jakarta pada 3 September lalu.
Menteri Nishimura menyampaikan bahwa posisi Jepang sama dengan Indonesia yang berharap pertemuan IPEF ini akan mendatangkan manfaat nyata (tangible benefit) untuk negara partisipan IPEF.
Terkait dengan ekspor ikan tuna dalam kaleng, Nishimura menyampaikan sedang menyelesaikan pembahasan di kementerian terkait di Jepang. Sedangkan untuk peningkatan kuota jumlah ekspor pisang dan nanas yang mendapatkan fasilitas telah disetujui oleh Pemerintah Jepang.
Jepang juga akan terus mendukung kerja sama dalam pengembangan semi conductor, EV battery dan pengembangan SDM pendukungnya.
Pada kesempatan tersebut Nishimura juga menyampaikan permintaan agar permasalahan steel (besi baja) untuk bahan baku industri Jepang di Indonesia dapat dipermudah supaya lebih lancar.
Terkait dengan masalah steel ini, Menteri Perindustrian menyampaikan bahwa usulan penyelesaian masalah sudah hampir selesai dibahas dan akan selesai dengan cepat pada akhir September 2022 ini, sebelum acara pertemuan dengan Menteri METI.
Dalam pertemuan terpisah dengan Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Ogushi Masaki, Menko Airlangga mengapresiasi hubungan baik yang telah terjalin antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang. Apalagi Indonesia dengan Jepang akan memperingati perayaan hubungan kerja sama ini tahun depan.
Menteri Ogushi menyampaikan kekhawatiran tentang jadwal penyelenggaraan KTT G20 yang berdekatan dengan acara lain seperti COP27, KTT ASEAN dan KTT APEC, serta rangkaian pertemuan IPEF yang juga diselenggarakan pada bulan November 2022.
Menko Airlangga menerangkan semua forum tersebut sangat penting dan menentukan kemajuan kerja sama antar negara, agar dalam pertemuan ini lebih fokus mencari solusi untuk mengatasi berbagai dinamika permasalahan dunia.
Jepang pun menyatakan dukungannya untuk keberhasilan Presidensi G20 Indonesia 2022 dan keketuaan Indonesia di ASEAN 2023. Pertemuan keduanya berlanjut dengan diskusi terkait kebutuhan investasi di sejumlah sektor.
”Indonesia membutuhkan investasi untuk proyek-proyek strategis, salah satunya untuk mencapai ketahanan pangan pokok. Indonesia juga ingin mencapai ketahanan energi melalui sejumlah proyek strategis, salah satunya terkait investasi di Masela yang proyeknya sedang tertunda,” terang Airlangga.
Terkait dengan langkah lanjutan partisipasi di IPEF, Jepang dan Indonesia sepakat untuk saling mendukung dalam penerapan pilar-pilar IPEF.
Kedua pihak juga sepakat bahwa tahun 2023 merupakan momentum yang terbaik, karena posisi Indonesia yang memegang Keketuaan ASEAN dan Jepang yang memegang G7, dan sekaligus dalam rangka peringatan 50 tahun hubungan Indonesia dengan Jepang.