TANGERANGNEWS.comm-Ibu hamil (bumil) penderita hepatitis B patut waspada, lantaran terdapat risiko infeksi virus tersebut dapat menular dari ibu kepada bayinya, terutama saat proses persalinan.
Konsultan Gastro Entero Hepatologi Rumah Sakit Mayapada Tangerang dr. Hendra Nurjadin, Sp.PD-KGEH mengatakan, ibu penderita hepatitis B atau C biasanya akan melakukan persalinan secara sesar.
Hal ini dilakukan sebab untuk menghindari luka saat persalinan lantaran kedua virus hepatitis ini menular lewat darah dari penderita, sehingga pada saat kehamilan janin belum terinfeksi, karena terlindung oleh plasenta dan ari-ari yang mempunyai filter.
“Saat melahirkan itu mungkin tidak terjaga proses persalinannya bisa luka, akibatnya semua ibu yang punya hepatitis B akan dilahirkan secara sesar. Begitu anak lahir akan diberikan antivirus B yaitu imunisasi yang aktif kita memberikan antibodi,” jelasnya seperti dikutip dari tempo.co, Selasa 20 Desember 2022.
Lebih lanjut Hendra mengimbau, ibu penderita hepatitis B atau C sebaiknya tidak menyusui bayinya secara langsung, karena dikhawatirkan akan terjadi luka pada saat proses menyusui yang akan menginfeksi bayi.
Bila ingin menyusui, hendaknya ibu untuk memompa asi dan diberikan lewat dot karena virus hepatitis tidak masuk ke air susu.
Menurut Hendra, penularan hepatitis B dan C melalui darah juga bisa terjadi, karena penggunaan alat pribadi yang memungkinkan terjadi perdarahan, seperti pisau cukur yang dipakai bersama dan injeksi obat pada pengguna obat-obatan terlarang.
“Kalau orangnya tertular secara darah itu meliputi penggunaan obat-obatan injeksi atau pengguna obat-obatan narkoba dan jarum suntiknya tukar-tukaran, penggunaan alat yang bisa menimbulkan pendarahan misalnya pisau cukur dan sebagainya,” paparnya.
Selain itu, perilaku yang berisiko seperti membuat tato di tempat yang tidak bersih, tindik telinga, atau perilkau aktivitas seksual yang tidak terjaga dengan baik juga jadi faktor risiko penularan hepatitis B dan C melalui darah.
Karena itu, penggunaan alat pribadi yang memungkinkan terjadi perdarahan perlu dipisah masing-masing orang.
“B dan C ini dari darah, beberapa persen akan berkembang lebih lanjut menjadikan kronis dan itu bisa bertahan bertahun-tahun dan menjadikan kerusakan hati, akhirnya akan menjadi sirosis maupun komplikasi ke arah kanker hati,” ujarnya.
Hendra mengungkapkan, tidak hanya virus hepatitis B dan C yang menular lewat darah, ada juga hepatitis dengan virus A dan E yang dapat menular melalui makanan.
Namun, infeksi ini bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan apapun karena inkubasi virusnya hanya bertahan 1-2 bulan di dalam tubuh.
Meski begitu, ia mengatakan hepatitis A bisa lebih berat jika penderita sudah mengalami penurunan fungsi hati atau liver sebelumnya akibat konsumsi alkohol, sehingga bisa terjadi kerusakan hati yang tidak bisa dikompensasi tubuh.
Sebagai informasi, Masa inkubasi virus hepatitis A, B, C, D dan E sekitar empat minggu dengan gejala flu, demam, badan pegal, mual dan lemas, dan muncul tanda yang jelas seperti kulit menguning dan penurunan fungsi liver melalui pemeriksaan laboratorium.