Jumat, 22 November 2024

Kolaborasi dengan Pemerintah, PLN Bahas Upaya Transisi Energi di Forum Tri Hita Karana

PT PLN (Persero) membahas upaya transisi energi dalam Tri Hita Karana - World Economic Forum yang berlangsung di Bali pada Minggu, 19 Mei 2024.(@TangerangNews / Istimewa)

TANGERANGNEWS.com- PT PLN (Persero) dan Pemerintah Republik Indonesia mendorong kolaborasi global dalam upaya transisi energi, dengan penekanan khusus pada aspek pendanaan. 

Hal ini terlihat dalam agenda Tri Hita Karana - World Economic Forum yang berlangsung di Bali pada Minggu, 19 Mei 2024.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, Global Blended Finance Alliance (GBFA) merupakan dasar untuk perubahan transformatif dan pengetahuan masa depan yang bertujuan mempercepat penciptaan nilai dan investasi di sektor ekonomi utama, termasuk melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP).

Menurut Luhut, Indonesia telah menjadi sorotan dunia perihal upaya menyukseskan transisi energi untuk menyeimbangkan pembangunan ekonomi, keadilan sosial, dan pengelolaan lingkungan hidup. 

Dia menambahkan, kolaborasi diperlukan untuk mengatasi tantangan global dalam transisi energi. 

"Inisiatif seperti JETP perlu didukung oleh keselarasan pemangku kepentingan yang kuat tidak hanya pada aspek teknis, namun juga relasional sehingga kita dapat menggunakan kesempatan ini untuk belajar bersama dalam memecahkan tantangan kita," tambahnya.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut, salah satu tantangan terbesar dalam transisi energi adalah pendanaan. 

Lanjut Arifin, untuk mendapatkan dukungan finansial yang memadai, ada beberapa inisiatif seperti JETP, AZEC, IPEF yang sedang berjalan. 

"Kami memerlukan dukungan finansial lebih lanjut untuk mempercepat pencapaian NZE," terang Arifin.

Arifin menjelaskan, pemerintah selalu memprioritaskan daya beli dan kesejahteraan masyarakat dalam proses transisi energi. 

Dikatakan Arifin, program transisi energi bersih harus memberikan dampak positif bagi masyarakat, serta memerlukan penguatan kerja sama antara negara maju dan berkembang untuk menutup kesenjangan, sehingga tidak ada yang tertinggal.

Dalam Deepdive Session yang berlangsung di agenda yang sama, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengungkapkan, PLN kini berfokus tidak hanya pada penyediaan listrik, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan. 

Darmawan membeberkan, transisi energi merupakan salah satu upaya untuk memastikan generasi mendatang memiliki masa depan yang lebih baik. 

"Oleh karena itu, kita tidak bisa terfragmentasi, kita harus bersatu dan berkolaborasi. Kolaborasi dalam teknologi, kolaborasi dalam inovasi dan juga kolaborasi dalam pendanaan," imbuhnya.

Tambah Darmawan, PLN sedang mempersiapkan rencana ketenagalistrikan nasional yang lebih hijau. 

Melalui roadmap ini, PLN berencana meningkatkan kapasitas bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 75% dan gas sebesar 25% pada tahun 2040. 

Upaya ini, kata Darmawan, membuka peluang kolaborasi bagi berbagai pihak, salah satunya melalui blended finance, yaitu instrumen pendanaan yang menggabungkan pembiayaan publik dan swasta sehingga menawarkan biaya modal yang lebih rendah. 

PLN sangat terbuka terhadap pendanaan dengan skema blended finance. Kolaborasi pendanaan seperti ini sangat dibutuhkan selama masa transisi menuju Net Zero Emissions. 

"Skema blended finance perlu terus didorong agar jenis pendanaan ini dapat lebih berkembang dan menjadi pendorong terhadap akselerasi transisi energi," pungkas Darmawan

Tags Energi Alternatif Energi Baru Terbarukan PT PLN Persero