Jumat, 4 Oktober 2024

PLN dan Kementan Kembangkan Model Pertanian Terpadu dengan Ekosistem Biomassa 

PT PLN (Persero) bersama Kementerian Pertanian meluncurkan program "Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu" di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Kamis, 26 September 2024. (@TangerangNews / Istimewa)

TANGERANGNEWS.com- PT PLN (Persero) melalui Sub Holding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) resmi meluncurkan program "Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu" di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Kamis, 26 September 2024. 

Program ini memanfaatkan lahan kritis seluas 100 hektare di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, guna mendukung kebutuhan biomassa untuk co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). 

Selain mengurangi emisi karbon melalui energi terbarukan (EBT), inisiatif ini juga memberikan dampak positif pada perekonomian masyarakat setempat.

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengajak masyarakat berperan aktif dalam pengembangan ekosistem biomassa berbasis ekonomi kerakyatan.

Ia juga menegaskan bahwa Kementerian Pertanian siap berkolaborasi dengan PLN, mulai dari pendampingan hingga pelatihan kepada masyarakat.

Sudaryono juga menyebut program ini memiliki manfaat ekonomi, selain dari sisi energi terbarukan. Menurutnya, inisiatif ini membuka peluang besar bagi masyarakat untuk mendapatkan penghasilan tambahan, yang tentunya berdampak langsung pada perputaran ekonomi di daerah sekitar.

"Ini mengandung nilai ekonomi, Di situ ada bisnis, di situ ada perputaran uang, di situ ada yang tadinya tidak punya penghasilan, tiba-tiba punya penghasilan. Ini artinya apa? Artinya manfaatnya besar sekali bagi rakyat sekitar," ujarnya.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menambahkan, PLN terus mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan sebagai bagian dari upaya dekarbonisasi sektor energi di Indonesia. 

Menurutnya, langkah ini sudah sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emissions pada 2060, sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan ekonomi lokal.

"Kesuksesan ini akan diduplikasikan di lokasi lainnya, sehingga akan membawa manfaat yang lebih masif lagi," beber Darmawan.

PLN mengembangkan ekosistem biomassa berbasis pertanian terpadu yang memberdayakan masyarakat untuk mengolah lahan tidak produktif menjadi sumber biomassa. Program serupa sebelumnya telah sukses diterapkan di Cilacap dan Gunungkidul, dan PLN berharap keberhasilan ini bisa direplikasi di berbagai wilayah lainnya.

Sementara itu, Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, menjelaskan bahwa biomassa yang digunakan untuk co-firing PLTU berasal dari limbah pertanian dan perkebunan. Dengan meningkatnya kebutuhan biomassa, PLN EPI mengajak masyarakat Tasikmalaya untuk ikut serta dalam program ini guna meningkatkan pendapatan ekonomi mereka.

"Program Pengembangan Ekosistem Biomassa di Tasikmalaya ini, dilakukan dengan penanaman tanaman indigofera sebanyak 100 ribu buah. PLN EPI juga akan menyerahkan sebanyak 205 ekor domba untuk dibudidayakan," jelas Iwan.

Selain itu, PLN EPI menerapkan sistem tumpang sari dalam penanaman tanaman energi, seperti cabai, tomat, dan timun, yang dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat. 

Daun tanaman energi digunakan sebagai pakan ternak, sementara batang dan rantingnya dimanfaatkan sebagai biomassa.

Hingga Triwulan III 2024, PLN EPI telah memanfaatkan 3 juta ton biomassa untuk co-firing di 46 PLTU. Nantinya, target ini akan ditingkatkan menjadi 10 juta ton pada 2025 untuk memenuhi kebutuhan di 52 PLTU.

Tags Energi Alternatif Energi Baru Terbarukan PT PLN Persero Renewable Energy Certificate PLN Transisi Energi