TANGERANGNEWS.com- Polisi mengungkap penyebab utama kecelakaan beruntun yang terjadi di Km 92B Tol Cipularang pada Senin, 11 November 2024, lalu.
Dari hasil investigasi awal, pihak kepolisian menyebut kelalaian pengemudi menjadi faktor utama dalam peristiwa ini,
Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Pol Raden Slamet Santoso menjelaskan, salah satu kesalahan fatal yang dilakukan pengemudi truk adalah menggunakan gigi persneling tinggi ketika melewati jalur menurun.
Dengan hanya mengandalkan rem untuk memperlambat kendaraan, sistem pengereman menjadi terlalu panas dan kehilangan fungsinya, atau yang sering disebut sebagai rem blong.
"Faktor utama adalah pengemudi yang menggunakan gigi persneling tinggi saat melintas di jalur turunan panjang," ujar Raden Slamet dikutip pada Jumat, 22 November 2024.
Padahal, rambu lalu lintas di area tersebut telah mengingatkan pengemudi untuk menggunakan gigi rendah guna menjaga kendali kendaraan.
Tidak hanya itu, pemeriksaan juga menemukan bahwa beberapa pengemudi truk mengabaikan alarm pada dashboard kendaraan yang menandakan adanya penurunan tekanan udara pada sistem rem.
Alarm ini seharusnya menjadi peringatan untuk segera mengambil tindakan, namun sayangnya diabaikan. Jalur penyelamat yang telah disediakan di beberapa titik dekat lokasi kejadian, seperti di Km 116, Km 92, dan Km 91, juga tidak dimanfaatkan oleh pengemudi yang terlibat.
Selain menyelidiki pengemudi saja. Kepolisian juga memeriksa pihak-pihak lain, seperti pengelola armada, pemilik kendaraan, bengkel yang bertanggung jawab atas perawatan, hingga pihak yang bertanggung jawab atas kondisi jalan di lokasi tersebut.
"Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan siapa saja yang bertanggung jawab atas kecelakaan ini," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, kecelakaan ini melibatkan puluhan kendaraan dan mengakibatkan satu orang meninggal dunia, empat orang mengalami luka berat, serta 23 orang lainnya luka ringan.
Di antara korban, terdapat warga Tangerang, yakni Amanda Maurren Arliani, 25, pengemudi Honda Brio asal Karawaci, yang mengalami luka ringan, dan Erni, 47, ibu rumah tangga asal Pamulang dengan luka berat.