Senin, 25 November 2024

Pembunuh Wartawan Radar Ditangkap

( / )

TANGERANGNEWS-Kepolisian Daerah (Polda) Bali berhasil mengungkap pelaku pembunuhan wartawan Radar Bali(Jawa Pos Grup) Anak Agung Gede Narendra Prabangsa. Satu di antara tujuh pelaku pembunuhan tersebut adalah I Nyoman Susrama, adik Bupati Bangli I Nengah Arnawa. Susrama yang berprofesi sebagai pengawas proyek Dinas Pendidikan Bangli, menjadi aktor intelektual aksi pembunuhan tersebut. Dalam melakukan aksi, Susrama dibantu enam anak buahnya masing-masing bernama Komang Gede,Nyoman Rencana,I Komang Gede Wardana alias Mangde, Dewa Sumbawa, Endy, dan Jampes. Komang Gede yang selama ini sebagai accounting proyek pembangunan TK Internasional di Bangli berperan sebagai penjemput Prabangsa. Nyoman Rencana dan I Komang Gede Wardana berperan sebagai eksekutor sekaligus pembuang mayat. Tiga lainnya,masingmasing Dewa Sumbawa (sopir Susrama), Endy dan Jampes (karyawan perusahaan air minum milik Susrama) berperan membersihkan darah korban. Selama ini ketiganya tinggal di rumah Susrama di Banjar Petak, Desa Bebalang,Bangli,yang dijadikan sebagai lokasi eksekusi pembunuhan, Rabu (11/2). “Semua pelaku telah kita tahan dan dijerat dengan Pasal 338 KUHP jo Pasal 340 tentang Pembunuhan Berencana dengan ancaman hukuman seumur hidup,” ujar Kapolda Bali Irjen Pol Teuku Ashikin Husein kemarin. Para pelaku ditangkap petugas pada Sabtu (23/5) malam tanpa perlawanan. Ashikin mengaku bahwa kasus tersebut terungkap setelah petugas memeriksa 30 saksi dan menggeledah rumah Susrama. “Dari keterangan para saksi dan penggeledahan rumah Susrama, akhirnya kami melihat keterlibatan para tersangka dalam pembunuhan tersebut,” ungkapnya. Menurut Ashikin, pembunuhan dilakukan karena Susrama kesal dengan korban lantaran memberitakan aksi penunjukan langsung lelang sejumlah proyek pembangunan TK–SD di Bangli hingga mengakibatkan kerugian negara mencapai miliaran rupiah. “Untuk sementara,Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Bangli akan kita periksa sebagai saksi.Kalau ternyata memang ada penyimpangan di dinas pendidikan, kami akan tindak lanjuti,”tandasnya. Skenario pembunuhan diawali dengan pemanggilan secara tibatiba terhadap Prabangsa dari rumah korban di Taman Bali, Bangli. Ashikin menerangkan, Prabangsa dijemput oleh Komang Gede atas perintah dari Susrama. Lalu, korban dibawa ke rumah Susrama di Banjar Petak, Desa Bebalang, Bangli. Prabangsa dianiaya Rencana dan Wardana dengan menggunakan balok kayu berulang kali, disaksikan langsung oleh Susrama. Setelah Prabangsa dipastikan tewas, jasadnya kemudian dimasukkan ke dalam mobil Kijang Rover hijau nopol AB 8888 MK untuk dibuang ke laut, di Pelabuhan Padangbai, Karangasem.Kemudian, dua anak buahnya bernama Endy dan Jampes diperintahkan Susrama membersihkan darah yang berserakan di halaman belakang rumah dengan menyiram dengan air lalu menimbunnya dengan pasir. “Ketujuh pelaku pembunuhan kini telah ditahan pihak kepolisian,” ungkap Ashikin. Polisi juga menyita barang bukti mobil Kijang tersebut. “Di mobil tersebut ditemukan enam titik noda darah yang identik dengan darah Prabangsa,yakni di jok belakang sebelah kanan, pintu sebelah kanan serta di dekat setir mobil,” ujarnya. Mobil Honda Grand Civic LX hijau nopol DK 322 YD yang digunakan untuk menjemput Prabangsa juga disita. “Satu buah celana panjang jins biru diduga ada noda darah milik Prabangsa,”ungkapnya. Semula,polisi sempat putus asa lantaran semua kasus ini berlangsung secara halus dan nyaris tak meninggalkan barang bukti. “Namun, dari pemeriksaan saksi-saksi dan penggeledahan rumah,pelaku pembunuhan terungkap.” (den)
Tags