TANGERANGNEWS-Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di pesisir Banten terus melaju. Pemerintah daerah setempat bersama Badan Tenaga Nuklir mempercepat agenda pembangunannya.
Deputi Pengembangan dan Teknologi Energi Nuklir Ir. Adiwardojo menegaskan projek persiapan PLTN di pesisir Banten tetap dilakukan. Tahapannya memang butuh waktu panjang, namun tak berarti proyek tersebut tidak berjalan.
Nyatanya, sambung dia tindakan pemantauan potensi wilayah dan penandatangan MOU dengan pemerintah daerah sudah dilakukan. Itu berarti kemajuan proyek ini sudah cukup cepat.
Ditegaskannya pemanfaatan teknologi nuklir di Banten bukanlah untuk kepentingan senjata. Tetapi pada pengoptimalan sector pertanian, panas bumi dan sumberdaya air.
“Kalau tidak salah sudah ada kesepakatan BATAN dengan Pemprov Banten pada 13 Maret 2008. Sekarang sudah lebih maju proses kerjasama itu,” tutur Ir. Adiwardojo usai menghadiri seminar Tantangan Pengelolaan Limbah Radioaktif di Indonesia Saat Ini dan Mendatang di Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan, kemarin siang.
Adiwardojo menambahkan pembanguan fisik PLTN itu memang butuh banyak persyaratan. Untuk memenuhi perlu standarisasi yang ketat. Itu telah ditetapkan oleh International Atomic Energy Agency (IAEA).
Prosedur tersebut, lanjut dia dapat didasari menjadi tiga point. Yakni aman dan selamat, tidak untuk persenjataan dan pengembangan energi alternatif. ”Tiga hal ini dijabarkan dalam banyak persyaratan. Itu harus dipenuhi dan lengkap,” terangnya.
Beberapa kabar menyebutkan lokasi PLTN itu dibangun di dua lokasi, yaitu Tanjung Bontang dan Pulau Panjang. ”Ah..saya belum tahu lokasinya. Sekarang masih terus dilakuakn penilaian atau survey terhada lokasi yang layak,” kelit Adi.
Mantan Menristek RI, As Hikam menegaskan pembangunan PLTN seharusnay bisa dipercepat. Keterlambatan dalam penyiapan dan pengembangan teknologi nuklir ini dapat merusak tatanan kehidupan bernegara. Karena sumber energi fosil dipastikan bakal habis dalam waktu cepat.
Teknologi nuklir, menurut AS Hikam menjadi alternatif yang aman dan ramah lingkungan. Penolakan masyarakat itu dipicu dari ketidakpahaman terhadap pemanfaatan teknoligi nuklir ini. (onc)
Tags