TANGERANGNEWS- Supriadi teknisi pesawat Merpati Airline, salah satu Korban musibah pesawat Twin Otter Merpati yang jatuh di l, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Minggu (2/8) lalu, ditemukan dalam kondisi tak utuh.
"Tubuh dari tangan jenazah tidak utuh sebagaimana mestinya," ujar Hotlan Saragih, Direktur Teknik Merpati ketika ditemui usai prosesi pemakamam korban.
Gambaran kondisi korban, Hotlan ketahui ketika pihak dari merpati membantu pencarian korban di Oksibi , Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Hotlan menjelaskan korban ditemukan tim SAR tak jauh dari lokasi hancurnya pesawat, yaitu di salah satu tebing pegunungan Jayawijaya yang berketinggian 9600 kaki (sekitar 3200 meter) di atas permukaan laut.
Untuk mencapai lokasi jatuhnya pesawat, tim SAR harus berjalan kaki menembus medan yang cukup berat selama 3-4 jam. Karena pesawat helikopter yang membawa mereka hanya bisa terbang hingga mencapai ketinggian 6900 kaki.
Di lokasi itu, tIM dari merpati melihat sejumlah selang besi dan potongan badan pesawat dan baling-baling pesawat. Sekitar 400 meter dari situ, ada rongsokan badan pesawat yang sudah hancur terbelah dua.
"Badan pesawat terlihat gepeng," kata dia.
Di lokasi yang sama,tim dari merpati melihat potongan tubuh korban yang berceceran. Sebagian jasad tidak memiliki kepala. Telihat potongan tangan dan sepatu, baju-baju yang tersangkut di pohon. "Tapi teman-teman tak berani menyentuh," ujar Hotlan.( Dedi)
Tags