TANGERANG— Dalam sebuah kehidupan yang ideal dan serba sempurna, cinta tentunya lahir dari hati secara tulus. Kenyataannya, menurut studi, hubungan asmara dan cinta dipengaruhi oleh pertimbangan materi.
Berdasarkan studi, sekarang ini, pilihan mencintai seseorang berangkat dari strategi untuk memperbaiki kondisi kehidupan yang berhubungan dengan uang serta materi.
“Kami ingin memahami dengan baik bagaimana ketertarikan psikologi terhadap uang dalam pengaruhnya pada hubungan asmara. Sebab, tak semua orang mau mengakui adanya subyek ini. Tujuannya agar semua orang memiliki perspektif mengenai hubungan yang mereka jalani,” jelas Darius Chan, profesor dari University of Hong Kong.
Chan yang memimpin studi menjalankan dua eksperimen terhadap mahasiswa di China yang tengah menjalani hubungan asmara dalam kurun waktu minimal tujuh tahun.
Chan meminta semua responden untuk berpikir mengenai pasangan masing-masing dalam kondisi kaya dan miskin.
Pada eksperimen pertama di mana pasangan diminta untuk memikirkan pasangan mereka memiliki kemapanan finansial dan kualitas daya tarik mereka secara fisik. Lalu, eksperimen kedua, mereka diminta untuk melihat pasangan mereka dalam kondisi serba kekurangan.
Hasilnya, wanita yang merasa diri mereka kaya tidak memiliki standar fisik pada pasangan pria.
Kemudian, eksperimen kedua menunjukkan adanya perilaku responden yang lebih mudah tertarik dengan pasangan mapan ketimbang pasangan dalam kondisi pas-pasan.
“Pria kaya mencari pasangan yang cantik dan memiliki standar tinggi, mereka juga memilih menjalani hubungan jangka pendek. Kondisi serupa tidak ditemukan pada pria kekurangan uang,” jelas Chan.
“Sementara itu, wanita yang telah berkomitmen pada hubungan, faktor uang menggerakkan mereka untuk lebih berstrategi dalam finansial. Sebab, putus hubungan yang telah berjalan lama dianggap merugikan mereka secara peluang reproduksi,” urainya.
Singkatnya, studi merangkum bahwa finansial seseorang bisa memberikan pengaruh signifikan terhadap kehidupan percintaan mereka.
Chan menjelaskan bahwa hasil studi ini tak berlaku pada semua budaya, tetapi secara umum, penemuannya berlaku pada perilaku manusia sekarang ini.
Hasil studi Chan dan rekan-rekan penelitinya telah dipublikasikan dalam jurnal Frontier in Psychology.