Senin, 25 November 2024

Mengapa Perlu Mengganti Kurikulum?

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Rizki Fahmi.(dok pribadi / @TangerangNews.com)

Oleh Mahasiswa Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Rizki Fahmi

TANGERANGNEWS.com-Kurikulum selalu berganti sebab kurikulum sekolah harus selalu ditinjau kembali untuk dikembangkan dan diperbaharui mengikuti kemajuan zaman yang selalu berkembang dan menuntut perubahan untuk lebih maju khususnya dibidang pendidikan.

Suka atau tidak dengan perubahan atau pergantian kurikulum, tetap harus dilakukan karena zaman selalu berubah, dunia akan terus berkembang kemajuannya, jika tidak adanya perubahan kurikulum maka peserta didik akan kesulitan untuk hidup bergelut dengan zaman yang semakin pesat perkembangannya.

Dalam 3 tahun terakhir peserta didik Indonesia masih belajar dengan tatap muka, namun setelah disebabkan adanya wabah Covid-19 menjadikan pembelajaran berubah ke dunia daring atau secara tatap maya (online), adanya masalah atau kasusu inilah yang diharuskan pendidik harus siap dan harus suka dengan setiap perubahan baik secara mendadak ataupun sudah direncanakan sebelumnya.

Siap tidak siap guru harus merubah cara belajar dari tatap muka menjadi cara belajar tatap maya, tidak hanya cara pembelajaran gurupun dituntut untuk merubah kebiasaannya dalam tatap muka menjadi membiasakan diri memberikan materi secara luring dengan memanfaatkan teknologi internet dan media lainnya, guna mencapai tujuan yang telah ditentukan baik tujuan dari sekolah, tujuan diri sendiri sebagai pendidik yang baik, dan tercapainya tujuan bagi peserta didik.

Menurut saya dengan kurikulum merdeka ini sudah sangat tepat diterapkan di Indonesia, karena kurikulum ini mengharuskan memerdekakan peserta didik, dengan memerdekakan maka peserta didik akan sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Sehingga dapat menjadikan peserta didik mencapai tujuannya, meningkatkan prestasi baik secara akademik atau non-akademik.

Namun semua dapat tercapai apabila pendidik mampu untuk mengolah materi yang sudah diketahui akan membuat jenuh peserta didik, diolah menjadi hal yang paling menarik bagi peserta didik, dapat merubah suasana saat pembelajaran berlansung, diselingi candaan, tidak monoton, adanya sapa baik tanya jawab tentang materi ataupun sapa untuk membangun kedekatan kepada peserta didik. Sehingga tidak ada lagi hal yang membosankan baik dalam penyampaian materi ataupun suasa saat proses pembelajaran berlangsung.

Apakah kurikulum mempengaruhi penilaian diagnostik?

Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa serta faktor-faktor penyebabnya dalam suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi gejala-gejala yang ditimbulkan dari hasil tes pembelajaran meliputi identifikasi kekuatan dan kelemahan siswa dalam pembelajaran. Selain itu memberikan informasi pola pencapaian ketuntasan kemampuan siswa, informasi tersebut dapat membantu siswa dan guru untuk memahami lebih baik makna dari skor itu sendiri dalam kaitannya dengan peningkatan hasil belajar.

Contohkan saja pada saat saya magang di salah satu SMPN daerah Balaraja Kabupaten Tangerang, pada saat proses belajar mengajar dengan materi drama, semua siswa diberikan tugas untuk menulis naskah drama bertemakan bebas, secara individu selama 45 menit. Setelah waktu yang ditentukan telah selesai, ada 3 orang siswa dari 25 siswa dapat menyelesaikan naskahnya tersebut. Kemudian 3 orang siswa tersebut mendapatkan nilai tambahan dari saya.

Pada hari berikutnya saya menugaskan membuat drama namun secara berkelompok dengan waktu yang sama, kelompok tersebut dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok diberikan 1 siswa yang mendapat nilai tambahan dalam penulisan individu. Setelah waktu yang ditentukan habis, semua kelompok dapat menyelesaikan naskah dramanya.

Setelah selesai, saya menugaskan masing-masing kelompok memahami naskah yang dibuatnya dan memilih pemerannya untuk menampilkan naskah tersebut di pertemuan berikutnya, dengan bebas boleh menggunakan kostum sesuai isi dalam naskah.

Pertemuan berikutnya, siswa sudah siap dengan semua perlengkapan dramanya, setelah berlangsungnya pentas, ada 6 siswa yang terlihat sangat percaya diri dan menguasai naskah tersebut sampai tidak memerlukan naskah, ada juga 1 orang siswa yang benar-benar tidak percaya diri dengan penempilannya, sisanya biasa-biasa saja menguikuti alur cerita drama tersebut.

Setelah pentas selesai semua siswa mendapatkan nilai tambahan, karena telah bertugas sangat baik dalam proses belajar mengajar. Saya kembali menugaskan siswa untuk menulis kesan apapun disertakan nama dan nomor ponsel di dalam selembaran kertas. Hasil dari kesannya banyak yang mengutarakan perasaannya sangat senang setelah mengukuti peran drama tersebut, seperti sedang liburan dan melepas kepenatan saat di sekolah, ada juga yang menuliskan sangat malu karena tidak bisa tampil dengan maksimal dan bahkan mengecewakan teman-teman sekelompoknya.

Dengan adanya nomor tersebut saya dapat menghubungi secara pribadi pada orang yang merasa telah mengecewakan teman-temannya, setelah ditanyakan kenapa kamu merasa mengecewakan teman-teman kamu, padahal kamu sudah tampil sangat bagus loh?

Siswa tersebut menjawab “iya ka saya orangnya tidak bisa bicara di depan, malu banget”

Saya Kembali bertanya, apakah teman-teman kamu menyalahkan kamu karena malu?

“enggak kok ka, teman-teman saya baik, sayanya aja yang kurang terbiasa, karena bingung mau bagaimana cara mengekspresikan saat di depan”

#GOOGLE_ADS#

Dalam percakapan tersebut saya dapat memahami bahwa kekurangan siswa tersebut kurang percaya diri saja padahal saat menulis individu siswa tersebut termasuk dalam siswa tercepat menulis naskah drama dibandingkan dengan siswa lainnya. Oleh karena itu saya memberikan perhatian dan masukan agar siswa tersebut mampu untuk tampil percaya diri, dengan menanamkan dalam hati dan pemikiran bahwa “saya harus bisa, dan pasti bisa”.

Dalam pertemuan berikutnya saya meminta semua siswa secara bergantian untuk maju kedepan kelas dan bercerita mulai dari hobi sampai cita-cita yang diidamkannya, siswa yang kurang percaya diri tadi, ternyata sudah dapat berbicara dengan jelas di depan teman-temannya, begitupun siswa yang kurang percaya diri lainnya.

Dalam contoh di atas tentu dapat terlihat pentingnya mengganti kurikulum guna mengimbangi perubahan dan mental yang tertanam dalam peserta didik.

Apa yang harus dilakukan oleh guru ketika ada pergantian kurikulum?

Ketika adanya pergantian kurikulum, guru tidak boleh panik dan bingung, karena pada dasarnya guru telah menjadi kurikulum itu sendiri, guru memiliki karakter tersendiri, guru harus responsif (selalu lebih siap dengan adanya perubahan), selalu tampil dengan percaya diri, artinya guru sebagai pengembang kurikulum guru harus siap dengan prubahan kebijakan meskipin tidak disukai sekalipun, guru harus memiliki sekanario atau rencana pembelajaran dalam memberikan materi, cara menyampaikannya, dan bagimana cara untuk menilai serta mendapatkan nilai peserta didik yang sesuai target.

Dalam berperan aktif melaksanakan kurikulum guru dituntut sepenuhnya taat terhadap sumber buku pada kurikulum tersebut yang sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi peserta didik. Hal demikian selalu direncanakan disetiap harinya oleh guru, sehingga setiap ada pergantian kurikulum guru harus selalu siap untuk terus belajar memahami kurikulum tersebut yang sesuai dengan kemampuan peserta didik, kelengkapan sekolah secara memadai atau pintar dalam memanfaatkan perlengkapan yang ada di sekolah tersebut, siap selalu dengan pemanfaatan internet dan media lainnya yang disesuaikan dengan materi ajar.

Dengan demikian guru harus selalu siap tampil dengan kratif dan inovatif dalam menjadikan dirinya sebagai “kurikulum hidup” menjadi penggerak, pembangun, montivator bagi peserta didik. Dengan guru yang siap dalam segala kondisi, adanya perubahan kurikulum tidak akan merubah guru untuk terus berinovasi, kreatif, terus belajar untuk materi-materi yang terbaru serta media pembelajaran yang lebih kekinian, semakin bersemangat untuk mencapai tujuannya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan cara menjadikan peserta didik mencapai tujuannya.

Tags Aksi Mahasiswa Aksi Mahasiswa Tangerang Dinas Pendidikan Cilegon Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang Dinas Pendidikan Kota Tangerang Dinas Pendidikan Tangsel Finalis Pendidikan Banten Mahasiswa Tangerang Opini Pendidikan Indonesia Pendidikan Tangerang