Sabtu, 30 November 2024

Saat Partai Demokrat Inginkan Tahta Banten

( / )


Jadikan WH Figur Sentral
Penulis : Kun Aqmar

 
 
HITUNG-HITUNGAN di atas kertas, sudah bukan rahasia bahwa Partai Demokrat adalah partai dengan dukungan rakyat terbesar di Banten. Bahkan, kalau dari jumlah dukungan massa, jelas partainya Anas Urbaningrum ini jauh mengungguli Partai Golkar yang hanya memiliki suara kedua terbesar di kampungnya Ratu Atut Chosiyah tersebut.

Melihat kenyataan itu, sudahkah Partai Demokrat mengungguli dominasi Partai Golkar untuk urusan kepemimpinan? Melihat fakta yang ada, jelas jalanPartai Demokrat untuk merebut dominasi Partai Golkar dalam peta perpolitikan Banten memang masih panjang. Namun, upaya tiada henti terus dilakukan partai berlambang bintang mercuri ini kurun 3-4 tahun belakangan.

Demokrat memang telah memulai upaya tersebut sejak memenangkan pemilu 2009 di Banten. Dan bisa jadi puncak usaha Demokrat merebut dominasi Partai Golkat tersebt adalah tahun ini. Dimana, partai ini telah mengukuhkan Walikota Tangerang Wahidin Halim (WH) yang digadang-gadang sebagai ikonnya poros perubahan Banten sebagai figur sentral mereka.

WH secara pasti telah dikukuhkan secara aklamasi sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Provoinsi Banten di Musyawarah Daerah (Musda) II Dewan Pimpinan Daerah (DPD) partai tersebut, Senin (28/3) lalu. Dimana, sudah sangat jelas isyaratnya bagi Golkar, bahwa Demokrat kian serius untuk menancapkan akar politiknya di tanah Banten.

Pilihan WH memang sebuah keharusan kepentingan politik Demokrat yang sangat miskin figur di Banten. Melihat upaya itu, pilihan cermat dan cerdas nampaknya sudah dilakukan partainya Anas Urbaningrum. Terlebih, menilik status Partai Demokrat Banten sejak memenangkan Pemilu 2009, memang terbilang belum ada apa-apanya dibandingkan Partai Golkar yang meskipun tak menuai dukungan rakyat banyak, bisa menempatkan kadernya sebagai pimpinan utama pemerintahan di Provinsi Banten.

Puncaknya, tahun 2011 ini, Partai Golkar justru kian mendominasi Partai Demokrat untuk urusan figur dan kepemimpinan di hampir seluruh kawasan kabupaten/kota se-banten. Hal ini dapat dilihat dari enam (6) orang kader Partai Golkar yang mampu menempati posisi sebagai pimpinan di 6 kabupaten/kota di Banten namun tanpa satupun kader Demokrat di dalamnya.

Di Kabupaten Serang misalnya, dengan Hj Tatu Chasanah Partai Golkar berhasil merebut kepemimpinan. Bekum lagi di Kota Serang dengan Tb Haerul Jaman, di Kota Cilegon dengan Tb Iman Ariyadi, di Kabupaten Pandegelang dengan Hj Heryani, di Kota Tangerang Selatan dengan Hj Airin Rachmi Diany dan di Kabupaten Tangerang dengan Ismet Iskandar. Dimana ironisnya, selalu Partai Demokrat lah aktor dibalik kemenangan pemimpin dari Golkar di atas dengan berperan sebagai sub koordinat politik yang dibangun Partai Golkar.

Wal hasil, kenyataan pahit  tersebut jelas semakin membuat Partai Demokrat gigit jari. Karena status mereka tak ubahnya bak kaum rakyat yang hanya menjadi partai dengan perwakilan rakyat terbanyak, tapi bukan sebagai kaum pemimpin yang mana tak satupun kadernya mampu mewakili diri sebagai pimpinan di tanah Banten. Dan kenyataan itu pula yang semakin mengukuhkan bahwa sebesar apapun Partai Demokrat melebarkan sayapnya, sejauh itu pula Partai Demokrat Banten tetap menjadi partai miskin figur dibanding Partai Golkar.

Dari rentetan keberhasilan Golkar menempatkan kadernya sebagai pimpinan di hampir seluruh Banten, nampaknya upaya terakhir pun dilakukan Partai Demokrat dengan mengambil figur sekelas WH sebagai pintu masuk untuk mendobrak dominasi tersebut. Pertanyaanya, mampukah Wahidin mengamban tugas berat tersebut? Mampukah WH menjawab kebutuhan Partai Demokrat akan figur yang selama ini tak dimilikinya?

Pertanyaan ini, harusnya mampu dijawab sendiri oleh WH. Dimana dirinya sudah ditasbihkan sebagian kalangan sebagai porosnya perubahan Banten. Figur yang dianggap paling kuat saat ini untuk melawan dominasi kubu Ratu Atut Chosiyah yang sudah sejak lama jadi simbolnya Partai Golkar.

Dan, sebelum WH dapat terjawab satu persatu beban yang ada dipundaknya, WH pun seharusnya sadar, dirinya saat ini sedang mengemban amanat dan kepercayaan orang banyak untuk dapat membuktikan tajinya sebagai harapan besar masyarakat Banten, harapan besar Anas Urbaningrum dan seluruh kader Partai Demokrat dan harapan untuk mengambil kembali kepercayaan rakyat Banten yang sudah diabaikan Ratu Atut Chosiyah selama 10 tahun kepemimpinannya. (**)

Tags