Minggu, 6 Oktober 2024

Lumpuhnya Peran Keluarga dalam Belenggu Sistem Biang Bencana

Fajrina Laeli S.M, Aktivis Muslimah.(@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)

Oleh: Fajrina Laeli, S.M., Aktivis Muslimah.

 

TANGERANGNEWS.com-Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Lapangan Simpang Lima Semarang pada Sabtu (29/6/2024) dengan tema "Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas". (kemenkopmk.go.id, 30/6/2024)

Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), mengatakan bahwa keluarga merupakan penentu dan kunci dari kemajuan suatu negara. Karena hal tersebut pula, pemerintah saat ini tengah bekerja keras untuk menyiapkan keluarga Indonesia yang berkualitas dan memiliki daya saing.

Diawali dengan cara memberikan tablet tambah darah bagi remaja putri untuk memastikan kesehatan kelak setelah menikah dan siap hamil, bimbingan perkawinan bagi calon pengantin, cek kesehatan sebelum menikah, cek HB darah, cek lingkar lengan, serta memberikan intervensi gizi untuk ibu dan bayi sampai 1000 hari pertama kehidupan.

Muhadjir juga mengatakan bahwa dalam keluarga, ibu menjadi inti dari keluarga. Ibu berperan dalam pembentukan akhlak anak-anaknya. Perempuan tiangnya negara. Kalau perempuan terpelihara dan dirawat dengan baik. Dia bisa memerankan peran dengan baik maka akan kokoh negara.

Tak seindah rangkaian kata, fakta yang terjadi sangatlah berbeda. Mengingat kembali banyak sekali kasus viral yang melibatkan permasalahan keluarga. Sebutlah contoh yang terjadi di Mojokerto pada 8 Juni 2024, seorang polisi wanita (Polwan) berpangkat Briptu membakar suaminya hidup-hidup yang juga seorang polisi. Pembakaran itu diduga dipicu karena korban menggunakan gajinya untuk judi online. (tempo.co, 13/6/2024).

Pada Mei lalu, terjadi peristiwa gempar lainnya yang melibatkan peran keluarga, yaitu mutilasi seorang istri yang dilakukan oleh suaminya sendiri. Bahkan dari video yang beredar, terlihat pelaku membawa potongan tubuh yang diduga bagian tubuh korban dan ditaruh di halaman rumah warga. Pelaku terlihat dalam kondisi bersimbah darah. Beredar di media sosial, kasus ini terjadi lantaran suami terlilit utang dan judi online. (cnnindonesia.com, 3/5/2024).

Sering sekali konfilk terjadi di ranah keluarga, tak luput pula banyaknya berita terkait pencabulan yang dilakukan oleh ayah kandung, KDRT yang dialami oleh istri, atau bahkan kasus lainnya. Rangkaian peristiwa ini menggambarkan bagaimana lemahnya peran keluarga, bahkan terbilang lumpuh.

Tidak lupa dengan kasus perselingkuhan yang merajalela, entah dari kalangan artis, aparatur negara, hingga orang biasa ramai muncul di sosial media. Lagi lagi, anak menjadi korban. Kurangnya kasih sayang dalam keluarga tentu berpengaruh akan daya kembang anak dari segi emosional. Alhasil, dari sinilah muncul kenakalan remaja yang banyak terjadi.

Peran keluarga seolah mati, tak dapat diandalkan. Sebuah keluarga harmonis yang mencetak generasi cemerlang jauh dari impian. Negara tahu pasti bahwa keluarga adalah penentu dan kunci kemajuan dari negara, tetapi penangan tidak pernah nyata dilakukan.

Buktinya, seperti dua kasus di atas yang terjadi lantaran judi online. Nyata bahwa judi online banyak menghancurkan keluarga, tetapi sayang negara tidak pernah tuntas menyelesaikan. Bagai sebuah kebiasaan, penanganan dari negara selalu salah sasaran dan tidak pernah memberi solusi hingga ke akar.

Fakta selanjutnya adalah ibu menjadi inti dari keluarga, memang benar teorinya, tetapi praktek yang dilakukan tidak pernah sejalan dengan ide yang diteriakkan. Ibu sebagai inti dari keluarga justru disibukan dalam mencari nafkah, tidak sedikit seorang ibu menjadi tulang punggung keluarga karena sulitnya peluang lowongan kerja bagi suami.

Di sisi lain, solusi yang ditawarkan hanya sekadar cara memberikan tablet tambah darah bagi remaja putri. Bukan itu yang dibutuhkan, segala solusi yang ditawarkan untuk memperbaiki keluarga tidak akan serta-merta menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi jika inti masalah tidak pernah dimusnahkan.

Dalam Islam, sebuah negara tidak hanya mengurusi bangku kekuasan saja. Bahkan ranah keluarga pun akan diatur dengan baik. Perzinaan jelas dilarang sehingga perselingkuhan tidak akan berkembang.

Keutuhan rumah tangga akan terjamin dalam naungan Islam. Sebab, perkara-perkara yang membuat hancurnya rumah tangga akan dimusnahkan, seperti judi online yang jelas hukumnya dilarang oleh agama. Maka negara tidak segan bertindak tegas atas pelaku.

Lowongan pekerjaan pun akan diutamakan untuk seorang laki-laki terutama kepala rumah tangga, karena dalam Islam sejatinya laki-laki adalah imam bagi keluarganya. Inilah solusi mendasar yang ditawarkan Islam untuk menjamin keutuhan keluarga, perempuan dididik untuk menjadi madrasah pertama anak.

Kasih sayang ibu dan peran ayah tentu secara penuh didapat. Tidak seperti hari ini yang ramai fenomena fatherless atau motherless yang menghantui remaja sehingga menjadi alasan bagi mereka untuk berbuat semaunya.

Inilah solusi mendasar yang tepat digunakan untuk membangun kokohnya keluarga sehingga dapat memajukan sebuah negara. Kerjasama yang apik antara hukum yang berlaku, sikap penguasa, dan ketaatan atas aturan syarat akan menemukan solusi dari permasalahan yang terjadi hari ini. Tidak hanya sekadar peringatan atau pencitraan. Sungguh, hanya sistem Islam lah yang mampu mengembalikan lumpuhnya peran keluarga. Wallahualam bisshawab.

 

Tags Artikel Opini Opini