Selasa, 22 Oktober 2024

Meski Singa Allah Kembali Gugur, Semangat Perjuangan Tak Akan Surut Mundur

Ummu Ainyssa, Aktivis Muslimah.(@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)

TANGERANGNEWS.com-Pasukan Israel dan anteknya bersorak ria atas tewasnya Yahya Sinwar. Pemimpin Hamas yang selama ini mereka tuding sebagai tokoh paling bertanggungjawab atas serangan ke Israel 7 Oktober 2023 lalu.

Dengan bangga penjajah Israel menyebarkan video syahidnya Yahya Sinwar. Mereka mengira dengan melansir video syahidnya pemimpin Hamas tersebut akan menjatuhkan semangat perlawanan pejuang Palestina.

Padahal sebaliknya, video tersebut kini abadi dalam benak rakyat Gaza dan kaum muslimin di berbagai negeri sebagai kebanggaan dan contoh nyata seorang pejuang. 

Rabu, 17-10-2024 menjadi hari perjuangan terakhir sang “Singa Allah”, Yahya Sinwar. Sinwar gugur menyusul para mujahid pendahulunya dalam membela pembebasan negerinya Palestina.Ia tidak bersembunyi di dalam terowongan atau di belakang para sandera seperti yang selalu dituduhkan Israel selama ini. Namun, ia gugur sampai titik darah terakhirnya dalam pengejaran pasukan Israel.

Dalam menit terakhir video yang beredar, menunjukkan wajah Sinwar berbalut keffiyeh, terluka di sebuah apartemen yang dihancurkan pasukan Israel. Ia terlihat dalam keadaan terluka parah penuh dengan darah, namun ia tetap melemparkan tongkat ke arah drone yang merekamnya. Hingga ia menemui syahid. (Republika.co.id, 19-10-2024) 

 

Sosok Yahya Sinwar Bagi Palestina

Yahya Sinwar atau Abu Ibrahim lahir di kamp pengungsi Khan Tunis di Gaza 62 tahun silam. Sejak muda ia sudah dikenal gigih dalam perjuangan pembebasan Palestina dari penjajahan Israel. Saat berusia 27 tahun ia sudah menjalani hukuman penjara Israel selama 22 tahun dan baru bebas pada tahun 2011.

Sinwar adalah salah satu pendiri aparat keamanan Hamas dan beberapa kali menduduki pemimpin. Dalam perjuangannya ia meyakini bahwa pembebasan Palestina hanya bisa didapat melalui perjuangan militer bukan negosiasi damai. Pada Agustus 2024 lalu, ia menggantikan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh yang lebih dulu syahid. 

Bagi Israel, Amerika Serikat, dan anteknya, Hamas ditetapkan sebagai organisasi teroris. Bahkan Sinwar secara khusus ditetapkan sebagai tokoh teroris yang sangat diburu oleh Amerika Serikat. Pada Mei 2024, jaksa Mahkamah Pidana Internasional, Karim Khan mengumumkan pengajuan surat perintah penangkapannya atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, sebagai bagian dari penyelidikan International Criminal Court (ICC) Palestina. 

Namun, meski menjadi buruan negeri penjajah, Sinwar tetap berjuang di garda terdepan. Ia tidak pernah sembunyi di dalam terowongan ataupun menjadikan tawanan sebagai perisai. Ia bukanlah sosok yang maju belakangan saat pasukan telah kalah semuanya. Bagi warga Gaza, syahidnya Abu Ibrahim ini saat mencoba memukul mundur drone dengan tongkat memperlihatkan bagaimana para pahlawan sejati gugur. Ia tidak lari seperti seorang pengecut. Akan tetapi ia tetap berjuang meski tanpa senjata. 

Ketika masih hidup, Sinwar pernah berkata dalam sebuah pidatonya, bahwa lebih baik ia mati syahid di tangan penjajah Israel daripada mati yang sia-sia dalam keadaan terkena serangan jantung atau kecelakaan. Allah Swt. mengabulkan keinginannya, ia syahid sebagai mujahid. Sinwar syahid memenuhi janji terhadap Rabbnya, “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Di antara mereka ada yang gugur, dan ada yang menunggu-nunggu. Mereka sedikit pun tidak mengubah janjinya.” (Q.S. Al-Ahzab : 23) 

 

Tonggak Semangat Perjuangan Baru

Selama ini Israel selalu menyebut para pejuang Hamas sebagai teroris. Mereka mengklaim bahwa berbagai serangan yang mereka lakukan selama puluhan tahun terhadap wilayah Palestina dalam rangka membasmi para teroris. Mereka menyebarkan keburukan tentang pejuang Hamas. Mereka mengumumkan ke seluruh dunia bahwa pemimpin Hamas dan para pejuangnya adalah seorang pengecut yang hanya bersembunyi di balik warga sipil. 

Akan tetapi tidak bagi warga Palestina. Mereka kini justru menganggap dilansirnya video syahidnya Yahya Sinwar adalah blunder yang dilakukan Israel. Israel berharap video tersebut bisa membuat seluruh dunia mentertawakan Hamas yang kehilangan kepalanya. Mereka juga berharap kematian Sinwar akan melemahkan perjuangan Hamas dan para pendukungnya. Nyatanya semua itu salah. Video tersebut justru semakin mengobarkan semangat para pejuang. Semangat Sinwar dalam menyambut kematiannya kini menjadi tonggak baru perjuangan untuk merekrut pejuang baru Palestina.

Syahidnya Yahya Sinwar justru menjadi kebanggaan bagi rakyat Palestina. Mereka memiliki sosok pahlawan yang memperjuangkan tanah mereka hingga darah penghabisan. Lihatlah saat para pemimpin negeri-negeri muslim hanya beretorika dan melakukan berbagai kecaman, para pejuang Palestina maju di garda terdepan. Sebab mereka yakin Zionis penjajah seperti Israel tidak akan bisa dihentikan hanya dengan negosiasi dan solusi damai. Merekalah yang puluhan tahun hidup di Palestina. Mereka jauh lebih tahu tentang sifat munafik Israel dibanding para pemimpin negeri-negeri muslim yang lain. Mereka meyakini syahidnya Sinwar tidak akan menyudahi perlawanan. Mati satu tumbuh seribu. 

Perjuangan Yahya Sinwar dan para pendukungnya seharusnya menjadi renungan bagi kita semua. Khususnya kaum muslim yang masih mengaku cinta dan mengharap syafaat Rasul-Nya. Bukankah salah satu wujud dari cinta adalah meyakini dan mengakui setiap ucapannya tanpa sedikit pun ragu? Dan jauh sejak 14 abad yang lalu Rasulullah saw. telah mencontohkan seperti apa kaum muslim yang sesungguhnya. Rasulullah menyatukan siapa pun yang telah berakidah Islam tanpa membedakan suku, ras, maupun golongan. 

 

Urgensi Persatuan Umat Songsong Pembebasan Palestina

Menyaksikan sepak terjang penjajahan Israel yang semakin hari semakin tidak bisa dihentikan, seharusnya kita semua berpikir bahwa solusi yang dipakai selama puluhan tahun ini tidaklah tepat. Berulang kali dilakukan negosiasi, gencatan senjata, solusi damai dengan Israel, namun faktanya semua itu tidak mampu menghentikan kebiadabannya. Unjuk giginya Israel untuk merebut tanah Palestina bukanlah semata-mata keberanian dan kekuatannya sendiri. Di balik keberanian mereka ada negara kafir adidaya Amerika Serikat dan sekutunya. Mereka bersatu menyokong harta, senjata, maupun bantuan pasukan. 

Seharusnya ini jugalah yang kaum muslim lakukan terhadap saudara muslimnya di Palestina. Sudah cukup berbagai solusi yang selama ini hanya memperkuat Israel untuk menghabisi rakyat Palestina. Sudah cukup negosiasi dengan negara munafik seperti Israel. Sampai kapan pun mereka akan selalu mengingkari. 

 

Benarlah kiranya ucapan Ulama besar Mesir, Syekh Muhammad Al-Ghazali, 

إِنَّ فِلَسْطِين لَنْ يُحَرِّرَهَا إِلَّا جَيْشٌ مُسْلِمٌ، أَمَّا تَجَمُّعُ العَرَبِ بِلَا دِينٍ فَلَنْ يُحَرِّرَ جُحْرَ نَمْلَةٍ. وَيَجِبُ أَنْ يَكُونَ وَلَاؤُنَا لِلْإِسْلَامِ جَادًّا، مُتَقَدِّمًا عَلَى كُلِّ وَلَاءٍ آخَرَ لِلتُّرَابِ أَوِ الدَّمِ. 

(الشيخ محمد الغزالي)

“Sesungguhnya Palestina tidak akan bisa dibebaskan kecuali oleh tentara muslim. Persatuan bangsa Arab tanpa agama (Islam) tidak akan mampu membebaskan satu lubang semut pun. Kesetiaan kita kepada Islam haruslah serius, mengutamakannya di atas semua kesetiaan lainnya, baik kepada tanah air maupun darah.”

 

Begitu pun saat beliau ditanya apakah kelak Yahudi Israel akan kembali menetap di Palestina? Seperti yang mereka klaim bahwa tanah Palestina adalah tanah yang diberkahi untuk mereka? Beliau menjawab, “Pasti, Yahudi Israel akan kembali ke Palestina. Tapi bukan untuk hidup, melainkan untuk segera lenyap. Untuk penghabisan risalah mereka di dunia ini, bukan untuk semakin eksis.” (Syeikh Muhammad Ghazali, Al-Yahud Al-Mu’tadun wa Daulatuhum Israel, Damaskus: Dar al-Qalam, 2019, 108).

Dengan begitu, urgensi kita saat untuk segera bersatu dalam satu kepemimpinan. Sebab hanya persatuan seluruh kaum muslimin inilah yang ditakuti oleh Zionis Israel, Amerika Serikat, dan para sekutunya. Sudah saatnya kita sambut kabar gembira Rasulullah saw. akan kemenangan negeri Palestina. 

Abdullah bin ‘Umar r.a. berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Kelak orang-orang Yahudi akan memerangi kalian, dan kalian pun dapat mengalahkan mereka, sampai-sampai bebatuan akan berkata: “Wahai orang muslim, ini ada orang Yahudi di belakangku, bunuhlah dia.” (H.R. Bukhari).

Bisyarah baginda Rasulullah saw. ini tidak akan datang begitu saja tanpa adanya perjuangan. Maka sudah saatnya syahidnya Yahya Sinwar akan melahirkan pejuang yang jauh lebih kuat, lebih semangat dalam perjuangannya membebaskan tanah Palestina. Para pejuang dari seluruh negeri muslim yang hanya akan terlihat kuat dan menakutkan para penjajah saat menunjukkan persatuannya. 

 

Tags Artikel Opini Bela Palestina Israel Konflik Palestina-Israel Opini