Oleh: Shafa Nur Anisa, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
TANGERANGNEWS.com-Generasi Z, sering disingkat menjadi Gen Z dan dalam bahasa sehari-hari dikenal sebagai Zoomers, yaitu orang-orang yang lahir pada tahun 1997-2012.
Gen Z adalah generasi pertama yang tumbuh dengan dunia internet dan teknologi digital portable. Sedangkan generasi Alpha atau sering dikenal dengan gen Alpha merupakan orang yang lahir pada tahun 2010-2024.
Tidak hanya Gen Z dan Gen Alpha, terdapat juga sebutan lain setiap generasinya yaitu istilah baby boomer, generasi X, Generasi Milenial, dan lain-lain. Meskipun sama-sama terlahir sebagai manusia, setiap generasi memiliki karakter masing-masing. Hal ini disebabkan pengaruh perkembangan zaman yang terus berkembang.
Generasi Z dan Generasi Alpha sama-sama tumbuh dengan teknologi yang terus berkembang, dan media sosial yang mendominasi mereka.
Hal ini menyebabkan kemiskinan akhlak dan etika kepada generasi tersebut. Tindakan kurang sopan, tidak perduli lingkungan, ucapan yang kasar, terjadi kekerasan yang dilakukan oleh anak muda terhadap orang tua, serta terjadinya kasus bullying merupakan hal yang harus ditangani dengan serius dari berbagai pihak, terutama dalam membentuk akhlak yang baik sebagaimana dalam membina kembali akhlak yang baik diajarkan oleh Rsulullah SAW. Konidisi seperti ini tentu peran orang tua dan lingkungan serta pendalaman agama sangat dibutuhkan.
Selain miskin etika, para generasi tersebut mengalami kemiskinan mental terutama Gen Z yang saat ini berusia sekitar 27 tahun hingga 12 tahun dimana perkembangan menuju dewasa sangat sulit untuk menentukan sebuah pilihan, berbagai tantangan dialami dan berbagai kesulitan terjadi pada masa-masa tersebut.
Mudah putus asa, bermalas-malasan, sibuk terlihat kaya di depan orang lain daripada menjadi kaya, kurangnya empati, menyia-nyiakan waktu, tidak punya tujuan yang jelas itu semua merupakan hal yang sering terjadi pada usia Gen Z. mengapa hal tersebut dapat terjadi? Ya semua terjadi karena adanya perkembangan zaman dan perkembangan teknologi saat ini terutama media sosial.
Etika merupakan suatu kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan yang baik. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), etika diartikan sebagai nilai mengenai benar atau salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Sedangkan mental adalah istilah yang berkaitan dengan pikiran, emosi, dan fungsi kognitif seseorang. Kata mental berasal dari istilah latin akhir mentalis, yang berasal dari bahasa latin mens, yang berarti pikiran. Mental miskin adalah sikap yang dapat memengaruhi seseorang dalam berbagai aspek kehidupan.
Di zaman yang serba canggih, generasi sekarang tentu makin mudah mendapat informasi apapun. Di sisi lain, teknologi saat ini memberikan dampak positif tergadap generasi sekarang. Pekerjaan lebih mudah dikerjakan, informasi lebih mudah didapatkan serta kretivitas semakin tinggi. Sebagai generasi Z saya merasakan bagaimana manfaat dari teknologi saat ini.
Namun, memang betul teknologi yang mempunyai sisi positif tidak terlepas juga dari sisi negatif nya, semakin canggih teknologi, semakin malas orang untuk berpikir, usaha yang dilakukan tidak maksimal hanya mengandalkan teknologi atau saat ini yang kita ketahui terdapat AI (Artificial Inteligence) yang dapat membantu semua orang.
Sebagai mahasiswa saya melihat media sosial sangat berpengaruh, banyak generasi Z dan generasi Alpha yang memiliki etika dan moral yang tidak baik, terutama kepada orang tua. Konten yang tidak mendidik seperti kekerasan dan pornografi kini sangat mudah diakses oleh siapa saja, termasuk anak-anak.
Kemerosotan akhlak pada Generasi Z dan Generasi A dapat dilihat bagaimana mereka berinteraksi dengan orang tua dan guru. Rasa hormat yang dulu menjadi nilai utama, berjalannya waktu hal tersebut hilang karena generasi saat ini merasa superior atau lebih pandai mengakses informasi yang mereka miliki melalui internet, sehingga mengurangii rasa hormat kepada orang yang lebih tua.
Sikap acuh yang terdapat pada generasi saat ini juga mengkahwatirkan masa depan negara. Menurut saya, sikap terhadap orang tua, sopan santun,intoleran, keperdulian sangat menentukan nasib nega Indonesia. Sebagai generasi penerus bangsa, seharusnya memiliki rasa keperdulian yang tinggi.
Apa dampaknya?
Dampak dari hilangnya etika,dan miskinnya mental serta sikap acuh pada remaja dikehidupan bermasyarakat yaitu:
1. Minimnya Pendidikan karakter, pengajaran etika dan sopan santun dilakukan sejak dini oleh orang tua dan lingkungan sekitar. Jika hal ini tidak dilakukan mereka tentu akan kehilangan pandangann tentang pentingnya menghormati sesama, padahal hidup kita bersosial di masyarakat.
2. Krisis moral, moral merupakan kualitas yang terkandung di dalam perbuatan manusia, yang menjadi pedoman dalam menilai bahwa perbuatan itu benar atau salah. Moral menyatakan tentang ukuran baik buruk. Pada saat ini sering terjadi kasus pembunuhan, tawuran, bullying yang menunjukkan bahwa sopan santun dan moral perlu diperkuat melalui pendidikan karakter yang lebih baik.
3. Meningkatnya penyakit mental dan bunuh diri, tak sedikit pula remaja melalkukan hal nekat yaitu bunuh diri, hal ini terjadi karena miskin nya mental seorang remaja yang memiliki sifat putus asa dan kurang mendekatkan diri kepada tuhan YME.
4. Menurunnya kualitas hidup dan produktivitas, ciri-ciri miskin mental salah satunya adalah bermalas-malasan, buang buang waktu. Hak ini tentu akan menurunkan produktivitas seseorang yang tentunya merugikan diri sendiri. Remaja adalah masa-masa banyak kesempatan, namun jika kesempatan itu tidak segara dimanfaatkan tentunya akan merugikan diri sendiri.
Pandangan menurut agama islam
Di dalam agama Islam terdapat sosok yang patut diteladani akhlaknya, Rasulullah Saw beliau adalah penutup para Nabi dan pemimpin para Rasul, tentu akhlak dan saifatnya sangat terpuji. Di era modern saat ini, banyak remaja yang tidak kenal dengan baginda Nabi Muhammad Saw.
Dalam konteks ini Rasulullah SAW telah memberikan pedoman yang sangat jelas tentang bagaimana seharusnya kita berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu sifat yang ditonjolkan Rasulullah adalah rendah hati atau tawadhu.
Sikap rendah hati ini penting dalam dunia yang semakin individualis. Sifat rendah hati sangat penting diajarkan kepada anak-anak agar tidak mudah terpengaruh dan terbawa arus buruk dari media sosail, serta dapat menghargai orang lain di lingkungannya maupun di media sosial.
Allah SWT tidak suka orang yang mudah putus asa dan sombong, karena sikap tersebut adalah sikap tercela yang dinilai mengingkari nikmat Allah, dapat menghilangkan harapan dan tidak bisa melangkah lebih maju. Allah SWT mendorong manusia untuk selalu berusaha dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Sesuai dengan firman Allah sebagai berikut:
لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ
"Jangan sekali-kali engkau (Muhammad) tujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang kafir), dan janganlah engkau bersedih hati terhadap mereka dan bersikap rendah hatilah engkau terhadap orang-orang yang beriman." (QS. Al Hijr: 88)
قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ إِنِّي أُلْقِيَ إِلَيَّ كِتَابٌ كَرِيمٌ * إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ * أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ
Artinya: "Dia (Balqis) berkata, “Wahai para pembesar, sesungguhnya telah sampai kepadaku sebuah surat yang mulia.” (29) Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman yang isinya, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, (30) janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” (31) – (Q.S An-Naml: 29-31).
Al-Qur’an dan hadist memberikan banyak pedoman terhadap kehidupan muslim. Di dalam QS Al-Isra ayat 23 diajarkan tentang pentingnya menghormati orang tua:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.”
Ayat ini mengajari kita untuk berbuat sebaik-baik nya kepada ibu bapak, namun di zaman sekarang hal ini sudah dilupakan. Sebagai contoh pada kasus anak 14 tahun yang membunuh Ayah dan Neneknya di Cilandak pada 30 November 2024. Hal ini diduga karena anak tersebut merasakan bisikan gaib yang membuat ia melakukan aksi jahatnya. Kejadian tersebut seharusnya dijadikan pelajaran, nilai-nilai akhlak, pendidikan karakter dan moral perlu. Pendidikan yang dirancang tidak hanya berfokus pada akademik tetapi juga membentuk karakter yang kuat dan berakhlak mulia.
Apakah semua Generasi Z dan Generasi Alpha mengalami kemiskinan Mental dan Etika?
Tidak dapat dikatakan semua generasi Z dan A mengalami miskin mental dan etika. Karakter dari generasi Z dan A lebih terbuka, kreatif dan adaptif, namun mudah juga stress. enerasi Z dan generasi A memiliki kelebihan diantaranya memiliki pemahaman baik tentang teknologi,mudah beradaptasi dengan perubahan cepat dan menyesuaikan situasi baru, serta kecerdasan yang lebihtinggi dari generasi sebelumnya.
Solusi untuk Gen Z dan Gen Alpha
Tekanan akademis dan ketidakpastian masa depan membuat Gen Z lebih rentan stress dan kecemasan. American Psychological Amssociation melaporkan bahwa 54% dari Gen Z merasa stress tentang masa depan. Kecemasan ini terjadi dan diperparah oleh ketidakpastian dunia modern yang terus berubah.
Dalam menghadapi tantangan di era digital ini, peran orang tua, tenaga pendidik dan lingkungan sangat dibutuhkan untuk membina karakter serta akhlak generasi muda. Pendidikan akhlak tidak hanya didapatkan dengan Pendidikan agama saja, namun bisa didapatkan dari lingkungan sekitar bermaysrakat. Sikap yang harus ditanamkan adalah sikap kejujuran, rendah hati, kesabaran, kasih sayang dan kesopanan terhadap sesama.
Sebagai generasi modern atau generasi yang dikelilingi oleh teknologi harus lebih pandai mengelola dan membuat informasi, kekeliruan dalam menerima informasi di dunia maya atau media sosial dapat menyebabkan banyak kerusakan terhadap diri sendiri bahkan kepada negara. Isi berbagai kegiatan dengan hal yang positif seperti, mengembangkan aktivitas fisik dan keseimbangan hidup, tingkatkan kesadaran serta membangun komunitas yang mendukung dan peduli, menjaga hubungan yang baik kepada Allah SWT juga harus dilakukan.
Kesimpulan
Generasi Z dan Generasi Alpha saat ini menghadapi tantangan yang berbeda dalam menjaga akhlak dan mental. Generasi Z dan Generasi Alpha merupakan generasai yang dinamis dan berpengaruh dalam membentuk masa depan bangsa. Untuk mengatasi kemiskinan mental dan kemiskinan etika yang marak terjadi pada generasi saat ini, kita perlu menanamkan nilai Pendidikan karakter sejak dini.
Hal ini memerlukan penanganan serius dan perhatian khusus, dengan meningkatkan pendidikan kesehatan mental, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya etika dan moral, kita dapat mengatasi kemiskinan mental dan etika pada generasi ini dan memajuka Indonesia menuju Indonesaia emas 2045.