Senin, 16 Desember 2024

Generasi Sandwich dalam Perspektif Islam

Naila Husna Afifah, Mahasiswi Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.(@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)

Oleh: Naila Husna Afifah, Mahasiswi Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 

TANGERANGNEWS.com-Tahukah kalian bahwa generasi Sandwich di zaman sekarang ini semakin banyak? Bayangkan apabila kita harus membiayai kedua orang tua kita yang sudah semakin menua sedangkan kita juga harus membiayai anak-anak yang masih bergantung kepada kita? Inilah yang menyebabkan banyak anak muda menjadi kesulitan dalam menghadapi situasi ini.

Mungkin akan terasa sulit tetapi dalam Islam diajarkan tentang mencari keberkahan, salah satunya berbakti kepada orang tua dengan cara membalas semua apa yang telah mereka berikan kepada kita dari kecil hingga dewasa. Jadi, apa salahnya jika kita turut membantu mereka bila kita mampu merawat dan membiayai mereka hingga akhir hayatnya? Dan merawat orang tua juga termasuk ibadah loh! Sebagaimana telah disampaikan di dalam Al-Quran dan Hadits. Esai ini akan membahas bagaimana perspektif Islam mengenai generasi Sandwich ini.

Sebenarnya apa sih istilah generasi Sandwich itu? Istilah Sandwich ini dimaknai dengan sepotong daging yang terimpit diantarai dua buah lapis. Roti bagian atas ini diibaratkan sebagai tanggung jawab kepada orang tua, sedangkan roti yang bagian bawah ini diibaratkan sebagai tanggung jawab kepada anak. Dan daging yang terimpit inikah yang diibaratkan sebagai diri seseorang yang terimpit oleh dua tanggung jawab itu. Istilah Sandwich ini juga muncul sejak tahun 1981 saat kajian akademisi Dorothy A.Miller dan Elaine M.Brody, dan semakin kuat setelah terjadinya perang dunia kedua seiring dengan meningkatnya angka harapan hidup.

Awal studi yang membahas mengenai generasi Sandwich, yaitu pada tahun 1981 di California, yang kemudian berkembang dan mengikuti zaman hingga saat ini. Menurut Hernandez et al, mendefinisikan generasi Sandwich sebagai individu yang berada dalam kondisi fit untuk bekerja dan “terperangkap” antara tanggung jawab keluarga dengan tanggung jawab profesional.

Gutierrez, Mason, dan Zagheni juga menjelaskan bahwa keberadaan status generasi Sandwich tidak terlepas dari adanya kewajiban menjaga keluarga di luar keluarga intinya. Status ini juga membuat seseorang memiliki jumlah tanggungan yang lebih banyak dibandingkan dengan yang bukan generasi Sandwich. Jadi, Definisi generasi Sandwich sendiri ialah suatu keadaan yang di mana seseorang berada di tengah-tengah dua tanggung jawab yaitu tanggung jawab untuk mengurus anak-anak mereka sekaligus tanggung jawab untuk merawat kedua orang tua mereka.

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa rentang usia generasi Sandwich ialah kisaran usia 30-70 tahun. Yang dimanah di rentang usia 60-70 ini bukanlah usia yang produktif untuk bekerja karena direntang usia tidaklah lagi muda ini sudah tidak efektif dan bisa saja menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan. Dikutip dari laman resmi Capter Helat System generasi Sandwich ini dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan usianya, yaitu : 

 

1. Traditional Sandwich Generation 

Generasi jenis ini adalah generasi yang paling umum di Indonesia. Generasi ini kisaran umur 30-50 tahun. 

 

2. Club Sandwich Generation

Generasi jenis club ini berada di kisaran umur 50-70 tahun yang di mana generasi ini biasanya bertanggung jawab untuk menafkahi 3 generasi sekaligus yaitu orang tua, anak mereka, dan cucu mereka.

 

3. Open Faced Sandwich Generation

Generasi Sandwich jenis ini mencakup siapa saja yang aktif dalam membiayai orang tua atau keluarganya tanpa memandang usia. Sebagian besar mereka belum menikah dan memiliki tanggung jawab yang besar untuk merawat orang tua mereka dan saudara kandungnya.

 

Bagaimana dengan keberadaan generasi Sandwich ini di Indonesia sendiri? Menurut data 2 tahun yang lalu, yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik dalam Statistik Penduduk Lanjut Usia yaitu tahun 2022 menyatakan bahwa beberapa sumber pembiayaan rumah tangga untuk lanjut usia berasal dari anggota rumah tangga (ART) yang bekerja sebesar 82,99%, kiriman uang atau barang 11,38% , berasal dari dana pensiun sebesar 5,22%, dan yang berasal dari investasi sebesar 0,41%.

Sedangkan data tentang lansia yang tinggal bersama 3 generasi menurut statistik lanjut usia pada tahun 2023 ialah sebesar 22,07% tinggal bersama pasangannya, sebesar 7,10% tinggal sendirian, dan sisanya tinggal bersama 3 generasi tersebut. 3 generasi yang disebut ialah orang tua, anak, cucu, dan anggota keluarga lainnya. Cukup banyak bukan lansia yang bergantung hidupnya pada anaknya?

Sebagai contoh tentang adanya generasi Sandwich ini ialah dari tayangnya serial film bioskop baru-baru ini yang berjudul ‘Home Sweet Loan’. Yang di mana film ini menceritakan tentang seorang anak bungsu yang bernama Kaluna yang mempunyai cita-cita ingin memiliki rumah sendiri, tetapi harus menanggung semua beban keluarga dari kebutuhan orang tuanya, dua kakak ipar, dan keponakannya.

Kaluna yang merupakan pekerja kantoran menengah rela berusaha dengan keras untuk menabung dan hidup sederhana demi mencapai impiannya yaitu memiliki rumah yang sangat ia dambakan. Sayangnya, sebagai generasi Sandwich yang harus membantu memenuhi segala kebutuhan keluarga besarnya ditambah lagi dengan penghasilannya yang minim  membuat semua impiannya menjadi susah untuk dicapai, dan membuatnya seolah dipaksa untuk memilih antara keluarga atau mewujudkan cita-citanya.

Dari contoh Kaluna di atas bisa dilihat ya bahwa generasi sandwich ini dituntut untuk membantu orang tua dalam memenuhi finansial keluarganya dan ikut serta untuk memenuhi kesejahteraan hidup saudara kandungnya, dan di satu sisi Kaluna pun harus mewujudkan impiannya. Jadi sebisa mungkin sebagai keluarga seharusnya bisa bekerja sama untuk memenuhi tanggung jawabnya masing-masing.

 

Adapun beberapa penyebab terjadinya generasi Sandwich ialah:

Pertama, kesulitan finansial. Banyak keluarga yang memang sudah ditakdirkan sebagai keluarga yang kurang mampu, sehingga mengharuskan seseorang untuk menjadi generasi Sandwich.

Kedua, minimnya perencanaan finansial untuk jangka panjang. Mungkin memang sudah takdirnya menjadi keluarga tidak mampu, tetapi ini bisa diperparah dengan minimnya perencanaan tersebut. Contohnya, orang tua pada zaman dulu tidak mengetahui tentang merencanakan keuangan apalagi mempersiapkan dana pensiun yang seharusnya untuk bekal di masa tua, tetapi malah digunakan untuk sesuatu yang tidak terlalu penting sehingga mengakibatkan mereka bergantung secara finansial terhadap anak-anak mereka. 

Ketiga, pola pikir yang salah. Banyak dari orang tua yang beranggapan bahwa anak harus membayar hutang budi kepada orang tuanya karena telah bersusah payah untuk membesarkan dan membiayai anaknya ini.

Dari beberapa penyebab munculnya generasi Sandwich, tentu saja ada beberapa solusi untuk mengatasinya. Menurut saya untuk mengatasi generasi Sandwich ini bisa dilakukan dengan beberapa cara berikut: 

 

1. Mengubah pola pikir yang salah.

Pola pikir yang mengharuskan seorang anak harus membalas hutang budi ke orang tuanya itu salah, walaupun memang dalam Islam itu disarankan untuk merawat kedua orang tua tetapi bukan berarti itu adalah hal yang wajib dan harus dipaksakan. Biarkanlah seorang anak untuk membalas budi orang tuanya sesuai dengan kemampuannya.

 

2. Lebih produktif dalam mengatur keuangan.

Mengatur keuangan untuk masa depan juga sangat diperlukan agar tidak terjadi adanya generasi Sandwich. Jauhi untuk membeli sesuatu yang sekiranya tidak terlalu dibutuhkan, prioritaskan untuk membeli yang lebih dibutuhkan juga termasuk cara mengatur keuangan dengan baik, dan pikirkan dana pensiun untuk jangka waktu yang panjang ke depannya. Dalam Islam pun diajarkan pentingnya perencanaan keuangan seperti menabung. Zakat dan sedekah juga bisa mendatangkan keberkahan untuk ke depannya.

 

3. Bimbingan konseling.

Ternyata bimbingan konseling ini sangat dibutuhkan oleh para generasi Sandwich ini, kenapa? Karena tidak sedikit dari mereka yang mengalami berbagai masalah Kesehatan mulai dari fisik hingga psikis seperti stres, gangguan kecemasan, turunnya motivasi kerja, dan yang paling parah bisa menyebabkan depresi.

Dari yang telah disebutkan tadi disebabkan karena mereka terjebak dalam tuntutan yang banyak sehingga mereka memikul beban yang berat dan ini sangat berdampak untuk keberlangsungan hidup mereka dari sisi sosial. Oleh karena itu, bimbingan konseling dibutuhkan karena bisa memberikan dampak positif dan juga bisa meningkatkan motivasi hidup seseorang agar bisa bangkit untuk menyelesaikan masalahnya.

 

4. Kerja sama keluarga. Ini juga penting untuk mengatasi masalah generasi Sandwich karena dengan adanya kerja sama keluarga bisa meringankan beban yang dipikul oleh seseorang yang terjebak diposisi generasi Sandwich ini. Islam juga mengajarkan untuk bermusyawarah dalam membagi tanggung jawab dalam keluarga seperti halnya dijelaskan tentang bermusyawarah di Q.S Asy-Syura ayat 38 yang artinya “dan bagi orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan tuhannya dan mendirikan Shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka, dan mereka menafkahkan Sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka.”

 

Berdasarkan dari penjelasan di atas generasi Sandwich tidak hanya memiliki sisi negatif tetapi, tentu saja generasi Sandwich mempunyai sisi positif loh terutama dalam perspektif agama Islam. Di antaranya sebagai berikut:

• Berbakti kepada Orang Tua (Birrul Walidain)

Dalam Islam sudah pasti diajarkan untuk berbakti kepada orang tua salah satunya dengan cara merawat orang tua hingga akhir hayatnya seperti dalam Q.S Luqman aya:14 yang artinya “Dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya.” Merawat orang tua juga termasuk ibadah yang dapat meninggikan derajat kita loh.

• Sebagai bentuk tolong menolong terhadap sesama makhluk ciptaan Allah SWT.

Selain kepada orang tua generasi Sandwich ini juga sering kali membantu menyejahterakan hidup saudara-saudara kandungnya. Nah ini juga sebagai bentuk tolong menolong yang baik bagi sesama makhluk ciptaan Allah SWT, dan termasuk sedekah untuk membersihkan harta yang dimiliki. Dalam Al-Quran pun dijelaskan terkait dengan tolong menolong dalam Q.S Al-Maidah ayat 2 yang bunyinya “wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar (kesucian) Allah, jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan Qurban) dan qala’id (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula mengganggu) para pengunjung Baitulharam sedangkan mereka mencari karunia dan rida tuhannya! Apabila kamu telah bertahalul (menyelesaikan ihram), berburulah (jika mau). Janganlah sekali kali kebencian(-mu) kepada suatu kaum, karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya.”

• Bisa menjadi motivasi untuk bekerja keras

Kenapa bisa disebut seperti itu? Karena dari generasi Sandwich ini tentu saja akan merasakan perjalanan yang Panjang untuk membahagiakan keluarganya ini. Dan sudah pasti orang-orang sekitarnya akan melihat bagaimana perjuangan dan tangguhnya para generasi Sandwich dalam membahagiakan orang tersayangnya, dan tidak jarang pula orang-orang beranggapan para generasi Sandwich ini sebagai orang yang kuat dan luar biasa. Hal ini bisa menjadi sebuah motivasi untuk orang-orang sekitarnya untuk bekerja keras seperti para generasi Sandwich ini. Wah hebat ya..

• Seorang pekerja keras akan setara dengan orang yang berjihad.

Sebagaimana dalam sebuah Hadits, Rasulullah SAW bersabda “Barang siapa yang bekerja untuk anak dan istrinya melalui jalan yang halal, maka bagi mereka pahala seperti orang yang berjihad di jalan Allah.” (HR Bukhari). Dalam Hadits tersebut dijelaskan bahwa apabila seseorang yang bekerja keras maka akan mendapatkan pahala seperti orang berjihad, sangat luar biasa bukan derajat orang yang bekerja keras.

Jadi, kesimpulannya adalah generasi Sandwich merupakan suatu fenomena sosial yang semakin banyak ditemukan saat ini, termasuk di Indonesia. Meskipun banyak tantangan yang harus dilewati tetapi generasi ini juga mengandung beberapa nilai kebaikan dalam perspektif Islam seperti yang diajarkan dalam Al-Quran dan Hadits, di antaranya ialah berbakti kepada orang tua, sebagai bentuk tolong menolong, sebagai motivasi untuk orang lain, dan mendapatkan derajat yang tinggi. 

Namun, agar generasi Sandwich ini tidak merasa terlalu dibebankan, diperlukan juga solusi untuk meringankannya seperti perencanaan keuangan untuk masa depan, kerja sama keluarga dalam membagi tugas, dan bimbingan konseling untuk menjaga emosionalnya agar tetap terjaga. Dengan begitu, semua tanggung jawab dapat dijalankan dengan terasa lebih ringan. Walaupun pasti tidaklah mudah menjadi bagian dari generasi Sandwich, tetapi tetaplah yakin bahwa setiap usaha yang telah dilakukan untuk keluarga adalah bagian dari bentuk ibadah yang bernilai tinggi di sisi Allah SWT. Tetap semangat ya gaisss ^.^ 

 

 

Daftar Pustaka

HS, H., & Karyono, O. (2024). EKSISTENSI ANAK GENERASI SANDWICH MENURUT PANDANGAN ISLAM. AN-NISA, 17(1), 41-50. doi:https://doi.org/10.30863/an.v17i1.6731

https://www.detik.com/jatim/berita/d-7405269/apa-itu-generasi-sandwich-ini-3-jenis-hingga-penyebabnya

Khalil, R. A., & Santoso, M. B. (2022). Generasi sandwich: Konflik peran dalam mencapai keberfungsian sosial. Share: Social Work Journal, 12(1), 77-87.

Husna, N., & Wahyuni, S. (2024). Peran konseling individual dalam mengatasi permasalahan remaja perempuan pada generasi sandwich. Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia, 10(1), 277-282.

Putlia, G., & Effieta, Y. (2023). Gaya hidup generasi sandwich: Studi kasus perilaku belanja online konsumen Shopee. Jurnal Manajemen Strategi dan Aplikasi Bisnis, 6(1), 123-136.

Tags Artikel Opini Opini