Rabu, 12 Februari 2025

Generasi Muda: Harapan atau Beban Bangsa?

Anggun Mulyawati, Mahasiswi Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Yuppentek Indonesia.(@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)

Oleh: Anggun Mulyawati, Mahasiswi Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Yuppentek Indonesia.

 

TANGERANGNEWS.com-Generasi muda, seringkali disebut sebagai penerus bangsa, dihadapkan pada dilema yang kompleks. Mereka digambarkan sebagai harapan, tulang punggung kemajuan, dan penentu masa depan Indonesia. 

Namun, di sisi lain, muncul pula pandangan yang pesimis, yang melihat generasi muda sebagai beban, sekaligus ancaman bagi keberlangsungan negara. Pertanyaan yang muncul kemudian, apakah generasi muda benar-benar harapan atau justru beban bangsa?

Pandangan optimis melihat potensi luar biasa yang dimiliki generasi muda. Mereka tumbuh di era digital, terhubung dengan informasi global, dan memiliki akses terhadap teknologi yang canggih. Keterampilan dan kreativitas mereka, jika diarahkan dengan baik, mampu mendorong inovasi dan kemajuan di berbagai sektor, terutama sosial media. 

Gen Z yang pandai mengelola sosial media seperti TikTok contohnya.

Tiktok bukan hanya tempat berbagi video hiburan, tetapi telah menjadi panggung global untuk memperkenalkan budaya lokal Indonesia. Di tangan kreatif Gen Z, tarian daerah, musik etnik, dan adat istiadat tradisional kini bisa dinikmati jutaan mata di seluruh penjuru dunia

TikTok telah menjadi salah satu platform digital paling berpengaruh dalam beberapa tahun terakhir.Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk berbagi video pendek dengan cepat, menciptakan ruang kreatif bagi berbagai kalangan, termasuk Generasi Z (Gen Z).

Berdasarkan riset CNBC Indonesia dalam artikel berjudul Raja Aplikasi Terbaru 2023: Facebook, Instagram, Telegram, sebanyak 60% pengguna TikTok di dunia pada tahun 2023 berasal dari Gen Z, yang kini berusia 11-26 tahun, menunjukkan dominasi mereka dalam platform ini.

Generasi muda juga lebih terbuka terhadap perubahan, lebih inklusif, dan memiliki kesadaran sosial yang tinggi.Aktif dalam berbagai kegiatan sosial, memperjuangkan kesetaraan, dan berpartisipasi dalam pembangunan bangsa. 

Contohnya, banyaknya startup yang didirikan oleh anak muda, gerakan sosial yang mereka inisiasi, dan partisipasi aktif mereka dalam dunia politik, menunjukkan potensi besar mereka untuk membawa perubahan positif.

Namun, pandangan pesimis juga memiliki dasar yang kuat. Generasi muda dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti tingginya angka pengangguran, kesenjangan ekonomi, dan akses pendidikan yang tidak merata. Banyak di antara mereka yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan, ketidakadilan, dan kurangnya kesempatan. 

Selain itu, penggunaan teknologi yang tidak bijak, terpaan informasi hoaks, dan gaya hidup konsumtif, juga menjadi ancaman bagi perkembangan mereka. Fenomena "instant gratification" dan kurangnya kesabaran, juga menjadi keprihatinan tersendiri. Mereka cenderung menginginkan hasil instan tanpa melalui proses yang panjang dan melelahkan.

Tags Artikel Opini Opini