TANGERANGNEWS.com-Tak seperti anak kecil pada umumnya, Muhammad Saputra yang baru berusia 12 tahun, harus merelakan waktu mainnya. Ia berjualan cilok sampai larut malam demi menghidupi kedua adiknya.
Aktivitas itu ia jalani, karena Saputra yang bersekolah di SDN Jurangmangu Timur 01 yatim piatu.
Kisahnya Putra, sapaan akrabnya, kini telah viral dan menjadi bahan perhatian bagi masyarakat. Terlebih, banyak akun Instagram yang menggunggah dan menceritakan kisah tentangnya.
#GOOGLE_ADS#
Dilansir dari akun Instagram @ndorobeii, Putra kini menjadi tulang punggung bagi keluarganya.
"Ade berusia 12 tahun, Kedua orang tuanya sudah meninggal. Saat ini ade jualan untuk biaya sekolah, juga biaya hidup berdua dengan adiknya," tulis seorang netizen diakun Instagram @ndorobeii.
Menurut informasi, Putra tinggal bersama seorang kakaknya, Siti Julaeha, 17, dan kedua orang adiknya, Renaldi Setiawan, 7, dan Arsyad yang masih berusia 10 bulan.
Ditemui dikediamannya, Putra menceritakan tentang kisahnya. Dia mengaku, sehabis pulang sekolah langsung berkeliling untuk berjualan, dan untuk menghabiskan cilok dagangannya, kerap dia harus berjualan sampai tengah malam.
"Pulang sekolah langsung keliling (berjualan), biasanya pulang sampai jam 12 malam, atau sampai setengah satu malam.Tapi kalau cepat habis, pulang jam sembilan malam," jelas Putra saat di kediamannya, di Jurangmangu Timur, Pondok Aren, Rabu (13/2/2019).
Sebelum berjualan cilok, Putra sempat berdagang makanan ringan, bahkan sebelumnya sempat pula mengamen. "Dagangnya sudah dari dua tahun yang lalu. Sebelum ini, pernah jualan makanan ringan," tambahnya.
Putra menceritakan, ia kerap mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan, misalnya mendapatkan perlakuan kasar orang bahkan pernah tersenggol mobil.
"Suka dimarahin sama orang, tidak boleh dagang. Bahkan semalam disenggol mobil, dimarahin, padahal dia (pengendara mobil) yang nyenggol, untungnya tidak jatuh," ungkapnya.
Kisah Putra yang tersebar di dunia maya pun mengundang simpati Netizen. Kini banyak para dermawan yang terketuk hatinya berdatangan ke kediamannya untuk membantu anak yang nasibnya serupa dengan "Budi kecil" dalam lagu Sore Tugu Pancoran yang dipopulerkan Iwan Fals.(MRI/RGI)