TANGERANGNEWS.com-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Teknologi Pengujian (P2TP) memgembangkan metode pengujian pada berbagai produk elektronik.
Hal itu dilakukan untuk memastikan keamanan dan keandalan sebuah produk elektronik.
Metode pengujian elektronik yang dilakukan meliputi ketahanan produk, keselamatan dan sertifikasi, serta program pengujian lingkungan.
“Dalam pengembangan teknologi pengujian produk elektronik, Pusat Penelitian Teknologi Pengujian LIPI terbagi dalam beberapa kelompok penelitian elektro medis, electromagnetic compatibility, energi dan lingkungan, serta kajian infrastruktur pengujian alat kesehatan elektronik,” jelas Kepala Pusat Penelitian Teknologi Pengujian LIPI Agus Fanar Syukri saat menggelar media visit di Gedung 417 Kawasan Puspitek, Jalan Raya Serpong, Muncul, Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (3/9/2019).
Kelompok penelitian elektro medis melakukan penelitian terkait persyaratan kualitas keamanan dan performa standar produk kesehatan.
“Mengingat adanya faktor daya listrik dalam peralatan medis, aspek-aspek penting mencakup keamanan perangkat, keselamatan pasien, dan keselamatan penyedia kesehatan pun perlu menjadi perhatian,” terangnya.
“Beberapa pengujian yang dilakukan antara lain perbandingan sensor suhu pengujian inkubator bayi, pengembangan sistem uji tempat tidur rumah sakit, pengembangan simulator sinyal electrocardiograph, ketahanan EKG terhadap efek defibrilasi, wireless power transmission, dan multispectral imaging," imbuhnya.
BACA JUGA:
Sementara kelompok penelitian electromagnetic compatibility (EMC), melakukan penelitian terhadap gangguan elektromagnetik oleh saluran daya atau radiasi langsung yang bisa mempengaruhi kinerja komponen sistem lain atau lingkungan elektromagnetik di luar sistem.
Agus menjelaskan, tugas pokoknya ialah memeriksa keberadaan pancaran elektromagnetik suatu produk.
“Bila terjadi radiasi elektromagnetik dari sekitar kita, diperlukan fungsi untuk mereduksi efek dari perangkat elektronik yang memancarkan radiasi bagi manusia,” papar Agus.
Sedangkan, kelompok penelitian energi dan lingkungan, kata Agus, terfokus pada efisiensi energi dan keselamatan peralatan rumah tangga.
“Permasalahan krisis energi listrik dan kasus korsleting listrik membutuhkan langkah strategis. Permasalahan tersebut dapat diantisipasi dengan adanya laboratorium pengujian terakreditasi dengan peralatan memadai, sistem dan metode uji, serta SDM yang andal,” tuturnya.
Kelompok penelitian ini mengembangkan pemanfaatan Dimethyl Eter (DME) untuk bisa menggantikan LPG pada kompor gas.
“Di beberapa negara sudah menggunakan DME, apalagi di Indonesia sumber untuk menghasilkan DME tinggi, sehingga ini cukup potensial,” katanya.
#GOOGLE_ADS#
Agus menerangkan, untuk kelompok penelitan kajian infrastruktur pengujian alat kesehatan berbasis elektronik, berkonsentrasi pada isu ketergantungan pengadaan alat kesehatan dari luar negeri.
Minimnya laboratorium uji dan Lembaga Sertifikasi Produk ( LSPro) di Indonesia menyebabkan kebanyakan alat kesehatan harus diuji di luar negeri sehingga devisa mengalir ke luar.
“Dengan kondisi ini, kita membutuhkan adanya tambahan lab uji & LSPro yang terakreditasi agar lndonesia mempunyai daya saing,” pungkasnya.(MRI/RGI)