TANGERANGNEWS.com-Anggi Febriyanti, 26, menghembuskan nafas terakhirnya setelah tertimbun reruntuhan turap di Jalan Tanjakan Mar'ah, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (2/12/2019) sore.
Saat itu, korban tengah melintas di lokasi usai hujan deras. Korban yang membonceng anaknya, DA, 3 tahun dengan sepeda motor tertimpa reruntuhan turap yang diduga dipicu tanah bergeser.
Korban yang dilarikan ke rumah sakit terdekat sempat mendapatkan perawatan medis, namun kemudian menghembuskan nafas terakhirnya. Sementara, puteranya, DA, menderita luka pada bagian kepala dan hidung.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Chaeruddin menyebut, longsornya turap tersebut dipicu karena pergeseran tanah.
"Ya, terjadi pergeseran tanah pada turap tersebut," ucap Chaeruddin di lokasi, Senin (2/12/2019).
#GOOGLE_ADS#
Baca Juga :
Tanah bergeser itu menurutnya karena curah hujan yang tinggi pada hari ini, sehingga menyebabkan tanah menjadi labil.
Senada, Kepala Bagian Program dan Anggaran Pusat Teknologi Reduksi Resiko Bencana Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Nur Hidayat pun mengungkapkan hal yang sama.
"Saya lihat ada keretakan tanah di sekitar lokasi. Artinya, indikasi awal pergerakan (pergeseran) tanah ini sudah dilihat, mungkin warga tidak menyadari," katanya di lokasi.
Kemarau panjang, kata dia, menjadi faktor pemicu utama pergeseran tanah tersebut.
"Tanah mulai retak pada musim kemarau dan air hujan masuk," pungkasnya.(RMI/HRU)