TANGERANGNEWS.com-Kredibilitas Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dipertaruhkan dalam Pilkada Tangsel. Hal itu karena munculnya klaim Muhammad, bakal calon Wali Kota Tangerang Selatan yang mengaku telah mendapatkan dukungan PSI ditengah proses konvensi yang belum selesai.
Pengamat politik dan kebijakan publik Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang Miftahul Adib menilai, klaim Muhammad tersebut tidak mungkin tanpa alasan.
Meski kabar tersebut telah dibantah Ketua Konvensi PSI Isyana Bagoes Oka melalui pesan singkat kepada para peserta konvensi, namun Adib memiliki pandangan lain.
"Pertama, teori sederhana, tak ada asap kalau tak ada api. Ketika Muhammad berani klaim dukungan, berarti diduga sudah ada deal politik PSI. Kan mudah, enggak mungkin juga Muhammad asbun (asal bicara). Ini kan soal reputasi politik Muhammad," ungkap Adib kepada TangerangNews, Minggu (15/3/2020).
Ia menduga, klaim Muhammad menjadi isyarat ada semacam transaksional politik yang dimainkan unsur elit PSI di Tangsel.
"Buktinya statemen Muhammad. Ini bisa semacam PSI ingin unjuk gigi ditengah hegemoni parpol yang perolehan suaranya lebih besar," katanya.
Adib pun mempertanyakan kredibilitas konvensi yang prosesnya melibatkan para tokoh yang dikenal idealis, seperti Faisal Basri.
"Wajar publik mempertanyakan kredibilitas konvensi terkait munculnya kabar tersebut, karena selama ini PSI kan selalu menggembar-gemborkan jargon terbuka, clear dan bebas transaksi politik. Nah ini yg harus dijelaskan oleh elit PSI," tegasnya.
#GOOGLE_ADS#
Konvensi tersebut, kata Adib, menjadi pertaruhan PSI sebagai partai baru. Sebab, partai tersebut mendapatkan dukungan cukup baik di Tangsel, sehingga memperoleh 4 kursi di DPRD Kota Tangsel pada Pemilu 2019.
"Segmentasi pemilih PSI di Tangsel yang kebanyakan kaum urban, ingin perubahan. Pemilih PSI di Tangsel, termasuk milenial dan lain-lain, terancam meninggalkan PSI, ketika reputasi politik PSI ternyata sama saja dengan parpol yang sudah ada. Investasi dan branding politik PSI yang selama ini bagus, katakanlah begitu, akan ambyar dalam pemilu berikutnya," tegasnya lagi.
Terkait dengan klarifikasi dari DPP PSI yang membantah kabar tersebut, Denny Charter, juru bicara Siti Nur Azizah, salah satu peserta konvensi, mengatakan, sebagai sebuah partai, PSI semestinya menggelar konferensi pers. Sebab, kabar tersebut telah santer beredar di media massa.
"Seharusnya PSI buat konferensi pers mengklarifikasi langsung, bukan lewat WA (WhatsApp), klaim dukungan sudah beredar di media massa dan informasi persiapan deklarasi melalui pertemuan-pertemuan serius sudah beredar. Kasihan mereka yang mendaftar konvensi cuma diperalat kalau informasi ini benar," ungkap Denny.
Dikabarkan, Azizah tidak hadir dalam debat antar calon pada konvensi PSI yang digelar hari ini sebagai bentuk protes.
"Ibu Azizah memilih tidak hadir," pungkasnya. (RMI/RAC)