Senin, 25 November 2024

Sempat Dikucilkan Lingkungan, Yusuf Sembuh dari COVID-19

Koordinator Rumah Lawan COVID-19 Tangsel Suhara Manullang saat menyerhakan surat pernyataan sehat kepada Yusuf Wibisono, Selasa (14/7/2020).(@TangerangNews / Rachman Deniansyah)

TANGERANGNEWS.com-Yusuf Wibisono, warga Kelurahan Parigi, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan dapat tersenyum lebar setelah sembuh dari infeksi COVID-19. Ia sempat sebulan dikucilkan di lingkungannya akibat penyakit tersebut.

Perlakuan itu dialaminya sejak ia dinyatakan positif, yaitu ketika ia mengisolasi diri secara mandiri di kediamannya.

“Karena kalau di rumah kan lingkungannya itu dekat tetangga. Untuk keluar berjemur saja tetangga sudah was-was. Jadi saya merasa seperti jadi orang yang aneh. Karena saat akan menjelaskan ke orang itu belum tentu diterima, makanya lebih baik ikuti saran tim medis saja,” ungkap Yusuf di Rumah Lawan (RLC) COVID-19 Tangsel, Selasa (14/7/2020).

Sikap warga tersebut sempat membuatnya stres, hingga karantina mandiri itu bukan membuatnya cepat pulih, justru menurunkan bobot berat badannya.

“Saya sangat merasakannya. Bahkan berat badan saya turun dari 70 kilogram, sekarang mungkin jadi 60-an kilogram,” ujarnya. 

“Apalagi, saya sudah enggak ketemu sama keluarga itu dari bulan puasa. Jadi saya sudah enggak ketemu mereka hampir dua bulan. Keluarga saya di rumah saudara, jadi gak ketemu anak istri. Termasuk pas lebaran,” sambungnya.

Hal itu Yusuf alami selama 36 hari. Bahkan, ketika sudah tiga kali menjalankan tes swab, ia tetap dinyatakan positif. Hingga akhirnya petugas medis menyarankannya untuk isolasi di Rumah Lawan COVID-19 Tangsel. Terbukti, hanya membutuhkan waktu selama delapan hari, Yusuf berhasil sembuh. 

Ia mengungkapkan, faktor dukungan lingkungan di RLC Tangsel itulah yang membuatnya cepat sembuh.

“Di sini, satu kali swab saya langsung negatif (sembuh). Yang saya rasakan ada yang beda yaitu situasi dan lingkungannya. Kalau di rumah saya eggak terlalu bebas kayak di sini. Di sini saya bisa nyaman dan enjoy,” tuturnya.

#GOOGLE_ADS#

“Alhamdulillah saya senang sekali. Saya sudah bisa berkumpul bersama keluarga lagi, bersama istri dan anak. Saya ucapkan terimakasih kepada tenaga medis di sini dan Dinas Kesehatan Kota Tangsel,” imbuhnya.

Agar tak ada orang yang merasakan hal serupa, Yusuf pun mengimbau kepada masyarakat agar jangan menyepelekan ancaman penularan COVID-19. Sebab berdasarkan pengalamannya, COVID-19 memang nyata.

“Ya minimal masyarakat harus bisa menerapkan protokol kesehatan, minimal pakai masker. Kalau enggak perlu-perlu banget, kalau bisa jangan keluar dulu, kecuali memang urgent (penting). Kalau tidak, lebih baik jangan,” imbaunya.

Sementara itu, Koordinator Rumah Lawan COVID-19 Tangsel Suhara Manullang menuturkan bahwa pengalaman Yusuf itu dapat dijadikan pelajaran. Faktor psikologi seseorang dalam proses penyembuhan sangat berpengaruh penting. 

“Seperti kita ketahui obat (COVID-19) adalah antibodi dari diri pasien tersebut. Antibodi itu kan seperti diketahui sangat dipengaruhi oleh faktor psikis. Kalau kita banyak pikiran, makan juga terganggu, tidur juga terganggu, lalu bagaimana antibodi akan terbentuk? Nah pendekatan itu yang kami lakukan di Rumah Lawan COVID-19. Di sini kami coba menciptakan sebagaimana ibu Wali Kota inginkan untuk menjadi rumah, rumah melawan COVID-19,” terangnya.

Suhara juga menjamin, bahwa Yusuf sudah bisa kembali hidup normal, serta tak perlu lagi merasa was-was akan mendapatkan perlakuan diskriminatif dari warga di lingkungannya.

“Jika beliau mendapatkan penolakan lagi di lingkungannya, nanti saya melalui gugus tugas RT RW akan bisa mendampingi bahkan nanti tim juga akan datang menjelaskan bahwa yang bersangkutan sudah sembuh dan dapat kembali beraktivitas normal,” pungkasnya. (RMI/RAC)

Tags Berita Tangsel Corona Tangsel Covid-19 Tangerang Kecamatan Pondok Aren Tangerang Selatan