TANGERANGNEWS.com-Lonjakan kasus COVID-19 yang kian mengkhawatirkan membuat Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengaku bingung dengan kurangnya tenaga kesehatan (nakes).
Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie menyabut, untuk mengatasi itu pihaknya telah memiliki sejumlah langkah yang akan diterapkan.
"Pertama kita akan meluncurkan program Tangsel memanggil. Kita akan kembangkan program tele medichine," ujar Benyamin di rumah dinasnya yang terletak di wilayah Serpong, Tangsel, Jumat, 27 Juli 2021.
Melalui program itu, ia akan mengajak para dokter untuk menjadi relawan di wilayahnya masing-masing.
Para dokter tersebut, kata Benyamin, nanti akan diminta untuk memantau masyarakat di sekitarnya yang terpapar COVID-19.
#GOOGLE_ADS#
"Jadi yang bersangkutan akan diminta nomor kontaknya. Nanti dia harus bisa memantau pasien OTG dan gejala ringan di lingkungan rumahnya," jelas Benyamin.
"Jadi program ini namanya Tangsel Memanggil. Sedang dikembangkan terutama untuk tenaga dokter umum khususnya, dokter spesialis, bidan, dan seterusnya," imbuhnya.
Selain dokter, Benyamin juga akan mengajak para mahasiswa untuk turut andil dalam penanganan COVID-19 di wilayah termuda se-Banten ini.
"Nanti ada perbedaan. Kalau umpamanya teman-teman dari fakultas kedokteran itu nanti bisa membantu dalam perawatan-perawatan yang lainnya. Jelas ini penempatannya nanti bisa saja kita gunakan di rumah sakit, dan di tempat-tempat tertentu," terangnya.
#GOOGLE_ADS#
Selain mengajak para relawan, Benyamin juga memiliki langkah lain, yakni dengan mengakomodir tenaga kesehatan yang bertugas di sejumlah Puskesmas untuk dialihkan ke Rumah Sakit Umum di Tangsel.
Caranya, yakni menjadikan satu Puskesmas di masing-masing kecamatan untuk menjadi tempat perawatan non COVID-19.
"Kita punya 29 Puskesmas. Ada tujuh kecamatan, berarti saya punya 22 Puskesmas nanti tugasnya jadi promotif dan preventif saja dengan sosialisasi," kata Benyamin
Dengan demikian, terdapat kelebihan tempat tidur dan tenaga kesehatan.
#GOOGLE_ADS#
"Kemudian akan kita alihkan ke RSU Serpong Utara. Tenaga kesehatannya nanti akan digilir dibikin sistem shifting. Mudah-mudahan ini cukup. Kita akan cari lagi tenaga-tenaga dari tempat yang lain," paparnya.
Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan bahwa pihaknya kini dihadapi dengan permasalahan kekurangan nakes.
Untuk saat ini saja, pihaknya hanya memiliki tenaga kesehatan yang berjumlah tak lebih dari 548 orang.
Jumlah tersebut, kian berkurang dengan banyaknya tenaga kesehatan yang mulai terpapar COVID-19 saat merawat para pasiennya.