Jumat, 22 November 2024

Jangan Panik! Ini Cara Pemeriksaan dan Penanganan Jika Timbul Benjolan di Leher

Ilustrasi benjolan pada leher(@TangerangNews / Istimewa )

TANGERANGNEWS.com- Pernahkah Anda melihat atau merasakan munculnya benjolan di sekitar leher? Benjolan pada leher bisa menandakan jika Anda sedang memiliki kondisi tertentu mulai dari yang tidak membahayakan, namun juga tak jarang menandakan sesuatu yang serius dan membutuhkan penanganan medis dengan segera. 

Konsultan Endokrin Metabolik Diabetes Eka Hospital BSD Tangerang Selatan (Tangsel) dr. Dicky Levenus Tahapary, Sp.PD-KEMD, PhD menjelaskan, benjolan pada leher terutama di bagian tengah leher merupakan gejala awal dari nodul tiroid.

Nodul tiroid merupakan benjolan padat atau berisi cairan yang terbentuk pada kelenjar tiroid.

Penyakit ini menyebabkan adanya benjolan yang terasa keras atau lembek pada area leher. Dalam beberapa kasus, nodul tiroid bisa saja tidak menunjukan gejala dan kelenjar tiroid tetap dapat berfungsi dengan normal. 

Namun jika benjolan sudah membesar, ini bisa saja menyebabkan penekanan pada organ sekitar yang bisa mengakibatkan gangguan menelan atau gangguan suara sampai sesak nafas. 

Selain itu, pada sebagian kasus benjolan tiroid disertai juga gangguan pada produksi hormon tiroid dan menimbulkan beberapa gejala yang bisa mengganggu kesehatan, baik itu hipertiroid maupun hipotiroid.

Nodul tiroid bisa bersifat jinak dan juga bersifat ganas (kanker), oleh karena itulah memeriksakan benjolan di leher perlu dilakukan oleh dokter sedini mungkin meski tidak ada gejala yang mengganggu. 

Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah benjolan yang ada pada kelenjar tiroid Anda bersifat jinak atau ganas, dan apakah terdapat gangguan pada fungsi kelenjar tiroid.

Siapa yang Lebih Rentan Terkena Penyakit Ini?

Nodul tiroid adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja, akan tetapi penyakit ini diketahui lebih sering dialami oleh wanita karena kelenjar tiroid berkaitan erat dengan hormon estrogen yang diproduksi oleh wanita. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa satu di antara delapan wanita dapat mengalami masalah pada kelenjar tiroidnya.

Namun bukan hanya wanita, beberapa orang dengan kondisi di bawah ini juga diketahui dapat lebih rentan untuk mengalami nodul tiroid, yaitu:

• Genetik, seseorang yang memiliki keluarga dengan riwayat nodul atau kanker tiroid

• Usia, orang dengan usia lanjut lebih dari 60 tahun

• Kekurangan yodium

• Riwayat paparan radiasi di area leher, seperti misalnya pasien yang telah menjalani radioterapi di area kepala dan leher

Mendiagnosa Nodul Tiroid

Selain pemeriksaan fisik dan hormon tiroid oleh dokter, ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendukung diagnosa apakah benjolan bersifat jinak atau ganas, yaitu:

• USG tiroid

Pemeriksaan USG tiroid menggunakan gelombang ultrasonik untuk mengevaluasi benjolan kelenjar tiroid dan dilihat karakteristik detail dari benjolannya.

Beberapa karakteristik seperti ukuran benjolan, tingkat kepadatan benjolan, jelas tidaknya batas benjolan, ada tidaknya pengapuran, ada tidaknya pembuluh darah yang mensuplai benjolan dapat memberikan informasi mengenai risiko keganasan suatu benjolan tiroid.

• Fine-needle aspiration biopsy (FNAB) atau Biopsy Aspirasi Jarum Halus (BAJAH)

FNAB atau BAJAH merupakan tindakan untuk mengambil beberapa sel dari benjolan kelenjar tiroid menggunakan spuit dengan jarum kecil. Sel-sel yang diambil kemudian akan dilihat di bawah mikroskop.

Tindakan sederhana ini dilakukan dengan panduan USG sehingga ujung jarum dapat diarahkan ke bagian benjolan tiroid yang dicurigai ganas dan aman untuk dilakukan. Akurasi diagnosis tindakan ini pun cukup tinggi.

• Core needle biopsy

Tindakan ini prinsipnya serupa dengan FNAB, hanya saja menggunakan jarum yang lebih besar. Hal ini dilakukan agar sampel yang diambil lebih banyak dan jaringan yang dapat dilihat juga menjadi lebih luas.

Biasanya, tindakan ini perlu dilakukan ketika hasil FNAB masih belum konklusif sehingga diperlukan konfirmasi sebelum menentukan perlu tidaknya tindakan lebih lanjut untuk benjolan tiroidnya. Tindakan ini bisa juga dilakukan di awal pada kondisi tertentu dimana dokter mencurigai kelainan khusus seperti limfoma atau kanker tiroid meduler atau tuberculosis. 

Tindakan ini juga dilakukan dengan panduan USG sehingga aman untuk dilakukan. Tindakan ini memerlukan persiapan pemeriksaan darah sebelum tindakan.

Kapan Waktu yang Tepat Untuk Operasi Nodul Tiroid?

Dokter akan menentukan apakah nodul tiroid yang Anda miliki mengharuskan Anda untuk mengikuti proses operasi ketika:

• Benjolan tiroid terbukti atau dicurigai bersifat ganas

• Benjolan tiroid telah menimbulkan masalah pada organ lain seperti kesulitan menelan atau bernapas

• Kondisi tertentu sesuai dengan pertimbangan dari dokter

Apabila nodul tiroid yang Anda rasakan tidak menimbulkan keluhan, maka dokter akan melakukan observasi secara berkala terkait perkembangan ukuran benjolan. Namun, apabila Anda ingin melakukan tindakan untuk mengecilkan benjolan tiroid yang tidak memerlukan operasi, ada beberapa pilihan berikut:

• Aspirasi kista tiroid dengan panduan USG

Proses ini dilakukan dengan melakukan pengambilan cairan menggunakan spuit dari benjolan tiroid. Tindakan ini diindikasikan pada benjolan yang seluruhnya atau sebagian besar berisi cairan (kista tiroid) dengan ukuran besar atau yang menyebabkan keluhan.

• Terapi ablasi dengan injeksi etanol perkutan dengan panduan USG

Tindakan ini diindikasikan pada kista tiroid yang kambuh yang sebelumnya sudah dilakukan aspirasi. Mirip dengan tindakan aspirasi, awalnya cairan akan diambil terlebih dahulu dengan spuit, lalu setelahnya akan dimasukan etanol ke dalam rongga benjolan yang telah kosong.

• Terapi ablasi termal dengan radiofrequency ablation (RFA)

Berbeda dengan aspirasi cairan dan injeksi etanol, tindakan RFA diindikasikan pada nodul tiroid jinak yang padat dan menimbulkan keluhan fisik maupun keluhan kosmetik.

Sebelum melakukan tindakan ini, dokter akan memastikan terlebih dahulu apakah nodul tiroid yang Anda miliki bersifat jinak atau tidak dengan FNAB atau core needle biopsy. Sebelum tindakan, bagian leher yang akan dilakukan RFA akan dibius terlebih dahulu agar rasa nyeri saat tindakan menjadi minimal.

Dengan panduan dari USG, elektroda alat RFA akan dimasukan ke benjolan pasien. Prosedur tindakan RFA dapat memakan waktu hingga kurang lebih 30-60 menit, tergantung ukuran dari benjolan.

Tindakan RFA sudah terbukti aman dan efektif dalam mengecilkan ukuran benjolan tiroid padat hingga hampir 90%. Namun pada beberapa kasus, RFA dapat dilakukan ulang setelah beberapa tahun bila benjolan tidak mengecil sesuai perkiraan atau bila benjolan kembali membesar.

Itulah beberapa pengetahuan seputar nodul tiroid yang patut Anda ketahui. Kondisi ini biasanya tidak berbahaya, tapi tidak menutup juga jika kondisi ini bisa menyebabkan masalah kesehatan serius.

Oleh karena itu, ayo sama-sama lebih sadar akan benjolan-benjolan tidak biasa yang ada di tubuh Anda dan segera periksakan diri Anda, khususnya Periksa Leher Sendiri.

 

Tags Aplikasi kesehatan Dokter Tangerang Eka Hospital BSD Eka Hospital Group Kesehatan Tangsel Tips Kesehatan