TANGERANG – Badan Survei Geologi di Amerika Serikat (AS), yakni US Geological Survey (USGS) menggunakan Twitter untuk mendeteksi adanya gempa bumi. Mereka memutuskan memanfaatkan Twitter ketika teknologi sensor pendeteksi gempa konvensional tak mampu bekerja dengan baik.
USGS menggunakan fitur bernama Tweet Emergency Dispatch dan secara otomatis akan melakukan sortir terhadap kicauan mengenai gempa bumi yang diinformasikan oleh pengguna. Lewat kumpulan tweet tersebut, maka dapat dideteksi adanya aktivitas seismik di seluruh dunia.
Fitur tersebut mampu menginformasikan gempa yang terjadi di California, AS, hanya dalam waktu 29 detik saja seperti yang terjadi pada 2009. "Ini bukanlah perubahan yang revolusioner dalam dunia teknologi, tetapi hanya kebiasaan kita untuk melatih respons diri dengan cepat dan menginformasikan hal penting yang sedang terjadi melalui media sosial," ucap Paul Earle, seorang Seismolog. "Data realtime dari Twitter benar-benar independen. Ini bisa dijadikan sumber sekunder," imbuhnya.
Karyawan di Twitter, Elaine Ellis, mengatakan kalau dengan menggunakan data Twitter seperti ini, maka USGS mampu menangkap gempa susulan di Cile hanya dalam satu menit 20 detik.