TANGERANGNEWS- Banyak yang tidak tahu bahwa Anya Dwi Novita Pahlawanti alias Anya Dwinov dan Olga Lidya menjalin persahabatan tidak hanya untuk urusan kerja. Mereka bertekad terus berteman sampai mati. Hal itu mereka buktikan dengan membeli kavling tanah untuk kuburan berdampingan.
Begitulah, kata Anya, tekad persahabatan itu mereka bawa sampai ke liang kubur. Olga mengatakan, belum lama ini dirinya dan Anya pesan makam di kompleks pemakaman San Diego, Karawang, Jawa Barat. "Awalnya, ada saudara yang meninggal dan dikubur di sana," kata Olga saat wawancara di Plasa Senayan akhir pekan lalu.
Anya menambahkan, awalnya mereka mencari rumah tinggal yang pas agar bisa berdampingan. "Tapi, malah akhirnya kami pilih rumah masa depan," kata perempuan kelahiran Jakarta, 10 November 1982, itu lantas tertawa. "Ya, itu investasi untuk selamanya," imbuhnya. Mereka pesan kavling pada April lalu.
Untuk investasi hasil kerja di bidang entertainment, mereka join membuka usaha di bidang kuliner. Awal tahun ini, Anya dan Olga membuka restoran Elbow Room di Kemang. "Namanya Elbow karena tempatnya memanjang. Kalau masuk ke sana, pengunjung akan sikut-menyikut. Itu dibuat untuk menciptakan keakraban," papar Anya.
Memang, kata Olga, banyak kasus persahabatan yang rusak karena masalah uang. Terkait dengan hal itu, mereka mengatakan telah membahasnya sejak awal. "Jujur dan harus komitmen. Itu prinsip kami. Kami membahas ini sejak duitnya belum ada. Kami juga membicarakan hak dan kewajiban sampai yang terkecil. Nggak ada yang boleh sakit hati kalau bicara soal uang," tegas Olga yang sebelumnya membuka beberapa bisnis di bidang sama.
Untung, kata Olga, dirinya punya banyak kesamaan dengan Anya. Persamaan itulah yang membuat persahabatan mereka langgeng, bahkan saat bisnis bersama sekalipun. "Kesamaan kami adalah cuek, nggak ribet, dan nggak gampang tersinggung. Aku bisa ngomong apa saja ke Anya. Anya juga begitu," ucap perempuan keturunan Tionghoa itu, mantap.
Anya merasa Olga adalah kritikus penampilannya yang paling canggih. Begitu pun sebaliknya. ?Dia juga suka mengkritik saya karena antingku suka beda antara kanan dengan kiri,? sahut Olga.Sekitar tiga tahun Anya dan Olga bersahabat. Mereka bertemu ketika terlibat di acara Newsdotcom di MetroTV ?sekarang acaranya berubah menjadi Negeri Impian di TVOne. "Sejak pertama ketemu pas syuting, lama-kelamaan kok nyambung," ucap Anya.
Karena Olga, Anya mengatakan semakin giat mengikuti perkembangan politik di Indonesia. Awalnya, kata Anya, dirinya malas berurusan dengan masalah politik. "Olga itu nggak pelit ilmu. Dulu, kali pertama terjun ke Republik Mimpi, aku nol pengetahuan tentang politik. Saat ketemu (mantan presiden) Gus Dur itu di episode pertamaku, badan basah semua karena keringat. Akhirnya, pertanyaan A sampai Z dijawab semua sama Olga,"puji Anya.
Yang lebih penting lagi, menurut mereka, tidak akan pernah terjadi perkelahian gara-gara rebutan pria. Tipe laki laki idaman mereka jauh berbeda. "Kami beda tipe cowok. Kami juga nggak punya yang namanya no hurt feeling,"jelas Anya. "Kami anti berantem gara-gara cowok. Yang pasti, kami beda jurusan (soal cowok)," tambah Olga. (ir/jp)
Tags