Connect With Us

4 Alasan untuk Ajak Anak Mencintai Raportnya

Jurnalis Warga , Denny Bagus Irawan | Minggu, 20 Desember 2015 | 11:12

4 Alasan untuk Ajak Anak Mencintai Raportnya (Dira Derby / Tangerangnews)

 

TANGERANG-Beberapa waktu kemarin bisa dikatakan hampir semua anak akan mengambil raport di sekolah meski teknisnya diwakili orang tua. Tentunya kita masih ingat jaman kita ambil raport dulu. Selalu saja ada kekhawatiran mulai nilai warna merah, tidak dapat rangking ataupun orang tua telat datang.

 

Hal ini terjadi karena para orang tua dan guru menanamkan efek ‘surprise’ (dalam hal ini bisa berdampak baik atau trauma). Karena kebanyakan orangtua punya janji sesuatu dengan anaknya baik bentuknya hadiah, prestasi, bahkan pengurangan fasilitas alias hukuman. Tentunya beragam penilaian orang tua atas cara menyikapi hasil raport anaknya. Namun yang pasti anak anak bisa dikatakan dag… dig… dug… alias was was akan hasilnya.

 

Saran yang baik dalam penerimaan raport, sesungguhnya terletak pada orang tua dalam memahami kesulitan belajar anak. Sehingga faktor ‘surprise’ dalam melihat hasil belajar anak dapat terkurangi. Karena sejak awal orang tua sudah paham dan terlibat dalam perkembangan situasi belajar anak.

 

Oleh karena itu sejak awal baiknya anak anak diajak memperhatikan dan mencintai raportnya, diantaranya adalah:

1.       Sampul yang disuka anak. Mungkin ada baiknya, sampul raport yang selama ini berwajah formal mulai dipilihkan sampul depan yang disukai anak anak. Kalau dulu sepertinya hampir semua sekolah memiliki sampul raport warna biru. Tentunya akan ceria bila raport masa sekarang berisi foto prestasi anak, gambar anak, karakter gambar yang disukai. Yang membawa situasi bangga dan senang melihat raportnya. Menarik juga sejak awal orang tua, guru dan anak terlibat menghias sampul raport anak.

 

2.       Raportku Diaryku, Sistem diary sebagai pencatatan masa kecil kita alias curhat berbagai hal, mungkin bisa menjadi penghubung  yang baik antara anak dengan raportnya. Karena masih jarang anak anak bisa curhat atas pelajaran dan pengajaran. Misal curhat atas matematika yang sulit, curhat atas sikap gurunya, curhat yang dianggap anak situasi yang sulit dipahami. Diharapkan dengan guru dan orang tua memahami situasi emosional dapat mendorong anak ke arah yang lebih memotivasi belajar. Serta secara otomatis raport dan anak seperti mempunyai hubungan emosional yang positif.

 

 

3.       Tiga Relasi, raport sudah seharusnya menggambarkan 3 relasi hubungan antara anak, guru dan orang tua. Karena amatlah tidak pas, dimasa anak belajar tumbuh dan berkembang, hanya anak yang dievaluasi, namun tidak pengajaran dan pola pendampingan belajar disekolah dan dirumah. Artinya kesempatan satu semester sekali adalah kesempatan orang tua dan guru masing masing saling mengkritisi, memberi masukan dan memberi jawaban dalam permasalahan belajar anak. Untuk itu raport penghubung antara kejadian penting di sekolah dan dirumah sebagai laporan aktifitas dan sikap anak menjadi penting dibahas ketika pengambilan raport ini.

 

4.       Rangking jangan diarahkan sebagai pembanding antara anak. Bahwa nilai nilai yang tertera didalam raport harus dititik beratkan pada kejujuran anak untuk perubahan sikap ke arah kejujuran, menanamkan tanggung jawab, memacu prestasi. Jangan sampai kisah anak melihat hasil Ebtanas bunuh diri terjadi lagi. Para guru dan orang tua harus melihat perkembangan anak masing masing. Misal untuk SD nilai sebagai mengenal perilaku dan mengenal benar salah menjadi nilai lebih penting. Untuk SMP sebagai masa penanaman nilai tanggung jawab dan belajar mandiri. Untuk SMA sebagai masa puber, kedewasaan berfikir dan kematangan diri. Nilai nilai ini bisa saja bertambah atau berkurang, mengikuti tumbuh kembang dan kepentingan terbaik anak saat ini.

Tak terhindarkan dalam diskusi raport anak akan membandingkan hasil raportnya dengan teman sekelas. Hendaknya jawaban orang tua mengajak anak untuk tidak membandingkan nilainya yang jelek dengan teman temannya. Namun perlihatkan bahwa ‘pantas tidak’ anak mendapat nilai tersebut. Bila jawaban anak adalah tidak belajar atau belajar yang kurang, ajak anak untuk merencanakan mengatasi masalah belajarnya, dengan sedikit mendorong prosesnya agar anak menemukan solusinya.

Berbagai hal ini diharapkan menjadi suplemen pada saat pengambilan raport. Dan raport menjadi hal yang tidak ditakuti anak namun berubah menjadi saat saat mengembirakan untuk anak dalam dinilai proses belajarnya selama satu semester. Sehingga cita cita guru dan orang tua sejatinya sebagai fasilitator belajar anak, benar benar dapat berhasil.

Begitu juga nilai nilai yang diyakini orang tua dan guru adalah nilai nilai yang benar dalam belajar belum tentu dipahami anak anak secara sama. Contoh saja dulu dalam belajar agama nilai yang dititik beratkan adalah hafalan. Namun sekarang anak anak dengan banyaknya informasi mulai mengkritisi nilai nilai tersebut, misal: kenapa dengan beragama masih ada korupsi. Berarti nilai pembelajaran agama dengan hanya hafalan atau ceramah yang kita yakini dulu baik belum cukup. Perlu ditambahkan dengan keteladanan, konsisten dan mengaplikasikannya nilai nilai tersebut kepada aktifitas pembelajaran di sekolah. Guru, Orangtua dan Anak perlu pengembangan metode belajar yang dapat diterima menjadi nilai nilai yang diyakini bersama. Sehingga anak akan termotivasi dan memacu prestasi.

Selamat mengambil raport!

TANGSEL
Puluhan Truk Langgar Jam Operasional Ditilang di Tangsel

Puluhan Truk Langgar Jam Operasional Ditilang di Tangsel

Kamis, 21 November 2024 | 16:21

Dinas Perhubungan (Dishub) Tangerang Selatan (Tangsel) menilang puluhan unit truk tambang dan barang yang melanggar izin jam operasional di daerah tersebut, Kamis 22 November 2024.

PROPERTI
48 Unit Rumah Klaster Louise Ludes dalam 3 Jam Peluncuran, Summarecon Serpong Kantongi Rp225 Miliar

48 Unit Rumah Klaster Louise Ludes dalam 3 Jam Peluncuran, Summarecon Serpong Kantongi Rp225 Miliar

Minggu, 17 November 2024 | 21:50

Klaster Louise, hunian bergaya resort di Tangerang langsung ludes terjual pada tahap satu peluncuran, Sabtu 17 November 2024.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill