TANGERANG-PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia Bandara Soekarno Hatta mengaku tidak mengeluarkan izin kepada CV Wirasjaya untuk melakukan pemotongan pesawat pada Minggu (12/10) kemarin.
“Hari itu tidak ada jadwal pemotongan, karena sesuai prosedur, pemotongan tidak boleh dilakukan saat hari libur kerja. Informasi yang diterima GMF, hari itu personel Wirasjaya hanya membongkar barang interior pesawat,” kata Vice President Corporate Secretary GMF Dwi Prasmono Adji, Senin (13/10).
Namun ternyata, pemotongan tetap dilakukan, hingga terjadilah insiden ledakan hingga menyebabkan satu pekerja Wirasjaya tewas dan satu kritis.
“Jadi pihak Wirasjaya ini curi start. Kita tidak beri izin, tapi ada pemotongan, ini di luar sepengetahuan kami,” tegas Adji.
Sementara mengenai dugaan adanya bahan Avtur yang menjadi pemicu ledakan pesawat, menurut Adji pesawat-pesawat bekas yang akan dipotong seharusnya sudah tidak ada lagi Avturnya. Namun kemungkinan adanya sisa-sisa Avtur bisa saja terjadi.
“Karena itu kita selalu sampaikan SOP kepada pihak-pihak yang melakukan kegiatan di GMF. Misalnya untuk memotong harus dipastikan sisa bahan bakar tidak ada, harus sudah kosong, kalau perlu diguyur dengan air untuk memastikan semua larut. ,” jelasnya.
Ditanya terkait sanksi yang akan diberikan pihak Wirasjaya, Adjie menggatakan pihaknya akan melakukan investigasi terlebih dahulu baik secara internal maupun eksternal dengan pihak-pihak terkait seperti PT Angkasa Pura III atau Otoritas Bandara. Mengingat kejadian tersebut sudah terjadi yang kedua kalinya, pihaknya tentu akan memperketat pengawasan dan prosedur.”
“Kita lihat hasil investigasinya, tapi semangat kami memperbaiki sistem prosedur, apakah masih ada yang kekurangan. Kalau CV itu nantinya memenuhi kriteria yang kami tetapkan, boleh saja melakuakn pemotongan tapi akan kami awasi ketat. Tapi kalau kesalahannya fatal tidak menutup kemungkinan diclosed, tidak boleh lagi lakukan kegiatan di sini,” pungkasnya.