Connect With Us

Bangun Runway Bandara Soekarno-Hatta, 5 Desa Terancam Digusur

Denny Bagus Irawan | Selasa, 10 November 2015 | 17:49

Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. (Dira Derby / Tangerangnews)

TANGERANG-Pengelola Bandara Internasional Soekarno-Hatta tengah memperluas lahan ke wilayah Kabupaten Tangerang untuk membangun runway. Lima desa di wilayah Kecamatan Kosambi dan Teluknaga pun terancam digusur.

 

Head of Secretary and Legal PT Angkasa Pura II Agus Haryadi  saat dihubungi mengatakan, PT Angkasa Pura II membutuhkan satu lagi runway dari yang ada saat ini hanya dua. Sebab, dua runway yang ada saat ini luasnya 60 x 3.600 telah membuat pesawat yang akan mendarat dan lepas landas harus antre.

 

“Kita butuh runway ketiga untuk di Bandara Soekarno-Hatta, karena traffic-nya dalam satu jam kini ada pergerakan sekitar 72 pesawat, bahkan bisa 80 pesawat. Artinya, ada lebih dari 1.700 pergerakan pesawat dalam sehari,” kata Agus, Selasa (10/11).

 

Karenanya, kata dia, sekitar lima desa atau seluas 860 hektare lahan di Kabupaten Tangerang akan terkena gusur. Untuk tahap pertama, sosialisasi telah dilakukan pada Kamis (5/11) lalu di tiga desa, yakni Desa Rawa Burung di Kosambi, Desa Bojong Renged, serta Desa Rawarengas di Teluknaga.

 "Pada tahap pertama, sosialisasi dilakukan di tiga desa seluas 179,14 hektare. Nantinya sama, kita harapkan luasnya dengan dua runway yang ada tersebut, jadi nantinya dapat menampung lebih dari 430.000 pada dua tahun mendatang," sambung Agus.

Sementara, dalam kurun waktu delapan sampai sembilan tahun mendatang, PT Angkasa Pura II sudah berencana menyelesaikan runway ke empat dengan estimasi pergerakan pesawat sudah bertambah sampai 550.000 pergerakan.

BANTEN
Wawan Belum Terima Surat Panggilan Kejati Banten, Pengacara Sebut Kasus Sport Center Sudah Inkrach

Wawan Belum Terima Surat Panggilan Kejati Banten, Pengacara Sebut Kasus Sport Center Sudah Inkrach

Kamis, 21 November 2024 | 20:03

Pengacara Tb Chaeri Wardana alias Wawan, Sukatma angkat bicara terkait terkait pemanggilan kliennya oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten atas kasus dugaan korupsi pembangunan sport center.

OPINI
Jemput Bola Kejar Pajak, Haruskah?

Jemput Bola Kejar Pajak, Haruskah?

Senin, 18 November 2024 | 14:36

Tidak bisa dimungkiri, dalam sistem kapitalisme sumber pemasukan utama negara didapatkan dari pajak. Maka tidak heran jika akhirnya berbagai cara dilakukan demi menertibkan rakyat dalam membayar pajak

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill