InJourney Airports Gandeng AirNav Indonesia Minimalkan Delay Penerbangan
Kamis, 21 November 2024 | 19:29
PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) tengah menjalankan transformasi operasional dan pelayanan di 37 bandara.
TANGERANG –Virus Zika yang diduga kuat menyebabkan lonjakan jumlah bayi cacat di Amerika Selatan ternyata belum membuat Bandara Soekarno-Hatta mendapatkan travel warning. Pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Bandara Soekarno-Hatta mengaku telah bersiap siaga.
Kepala KKP Kelas 1 Bandara Soekarno-Hatta Oenedo Gumarang, Rabu (3/2/2016) mengatakan, pihaknya masih menunggu dari Kementerian Kesehatan tentang arahan virus Zika.
“Belum kalau sampai travel warning, tetapi kami selalu siap. Di sini ada kader jentik yang berasal dari pekerja gedung. Tetapi kami yang memberikan pelatihan,” ujar Oenedo.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya menyatakan, virus Zika yang diduga kuat menyebabkan lonjakan jumlah bayi cacat di Amerika Selatan sebagai kondisi darurat kesehatan internasional.
Menurut Oenedo, selalu ada pembersihan rutin untuk mencegah penyebaran jentik-jentik nyamuk di seluruh area Bandara Soekarno-Hatta.
Pembersihan itu dilakukan rutin per minggu.
Berbagai tempat yang dianggap sebagai sarang jentik di area bandara pun terus dibersihkan.
Tindakan preventif itu sudah dilaksanakan tidak hanya untuk mengantisipasi peredaran virus Zika, namun juga untuk virus DBD (Demam Berdarah Dengue) karena kedua virus itu sama-sama disebarkan lewat nyamuk.
WHO menyebutkan, lonjakan dalam kasus microchepaly, sebuah kondisi buruk ketika bayi dilahirkan dengan otak dan kepala kecil, kemungkinan disebabkan virus Zika yang ditularkan melalui nyamuk.
Kondisi ini dianggap sebagai situasi darurat kesehatan internasional.
WHO juga mendapat tekanan untuk segera mengatasi Zika setelah sebelumnya mengakui telat merespons terhadap virus Ebola yang menjangkiti sebagian wilayah Afrika Barat.
PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) tengah menjalankan transformasi operasional dan pelayanan di 37 bandara.
Kehadiran aplikasi Temu marketplace asal China kian menjadi sorotan banyak pihak. Baru-baru ini, media asing menyinggung kebijakan pemerintah Indonesia yang memutuskan untuk memblokir aplikasi tersebut.
Tidak bisa dimungkiri, dalam sistem kapitalisme sumber pemasukan utama negara didapatkan dari pajak. Maka tidak heran jika akhirnya berbagai cara dilakukan demi menertibkan rakyat dalam membayar pajak