TANGERANGNEWS.com-Pesawat Boeing 777-300 milik perusahaan penerbangan Boss Air rute CGK – SIN terguncang saat hendak lepas landas di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta menuju Changi International Airport, Singapura, Kamis (22/11/2018).
Akhirnya pesawat bernomor registrasi OK-18 dengan nomor penerbangan BA-3110 yang membawa penumpang 260 orang itu batal terbang.
Pesawat yang sedianya akan tiba di Bandara tujuan sekitar pukul 11.50 WIB itu berisi penumpang 170 pria, 70 wanita, 4 anak-anak,16 kru dengan rincian 4 cockpit crew dan 12 flight attendant.
Saat hendak lepas landas, Pilot merasakan adanya guncangan pada runway. Sehingga pesawat lepas kendali hingga keluar dari runway sejauh 50 meter. Guncangan juga menyebabkan nose gear pesawat patah dan engine bagian satu terbakar di November 7, runway 25 right.
Rupanya insiden tersebut merupakan bagian dari skenario latihan penanggulangan keadaan darurat (PKD) PT Angkasa Pura II (Persero) melalui Kantor Cabang Utama Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yang diakibatkan adanya aktivitas vulkanik dari gunung anak Krakatau Banten.
Latihan PKD dengan sandi latihan Rajawali 12 ini merupakan simulasi yang ke-12 diadakan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kamis (22/11/2018).
Pada latihan tersebut melibatkan kurang lebih 800 personel sari instansi yang ada disekitar Bandara Soekarno Hatga seprti Airport Emergency Committee dan Airport Security Committee dari PT Angkasa Pura II (Persero), Otoritas Bandara, AirNav, KNKT, TNI, Polres Bandara, Basarnas dan lain-lain.
Untuk menjamin keselamatan penerbangan, keamanan dan kenyamanan moda transportasi udara serta untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk dari kecelakaan penerbangan, diperlukan latihan terpadu yang melibatkan seluruh instansi terkait guna menguji sistem dan prosedur standar masing-masing institusi yang terlibat.
Selain penanganan pada saat kejadian, dalam PKD tahun ini juga terdapat skenario penanganan pasca kejadian, yakni penanganan terhadap keluarga korban melalui simulasi greeters and meters.
Bahkan PT Angkasa Pura II (Persero) juga melakukan latihan penanganan terhadap media (media handling) saat kondisi darurat. Seperti tindakan khusus yang dapat dikomunikasikan oleh maskapai, termasuk mengaktifkan pusat panggilan darurat serta membuka pusat informasi untuk keluarga korban.
President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, aspek keselamatan selalu menjadi prioritas utama dalam setiap kegiatan penerbangan.
Latihan ini merupakan upaya untuk mengukur kesiapan dokumen Airport Emergency Plan (AEP) dan Airport Security Program (ASP) serta memperlancar fungsi instruksi, komunikasi, dan koordinasi. Setiap dua tahun sekali, setiap bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II (Persero) melaksanakan PKD.
“Harapannya masing-masing personel di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dapat memanfaatkan kegiatan ini untuk menguji koordinasi, komunikasi, komando guna dilakukan evaluasi, melatih, melancarkan sekaligus memantapkan kemampuan sesuai dengan bidang tugas masing-masing dalam menanggulangi keadaan darurat,” papar Awaluddin.(RAZ/HRU)