TANGERANGNEWS-Tidak ingin kasus matinya listrik terjadi kembali di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, PT Angkasa Pura II akhirnya menggandeng PT PLN untuk mengelola listrik bandara.
Meski demikian untuk mengetahui penyakit yang ada dalam sistem kelistrikan bandara kedua BUMN ini baru bisa menuntaskan pengkajian (asessment) pada akhir November mendatang.
Kesepakatan untuk melakukan kerjasama ini ditandatangani oleh Direktur Operasi Jawa-Bali PLN, I .G.A Ngurah Adnyana dengan Direktur Operasi Teknis Angkasa Pura II, Salahudin Rafi di Jakarta, hari ini.
Sebelumnya kedua BUMN ini telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MOU) pada 25 Agustus 2010 lalu."Dengan adanya kerjasama ini makan PLN akan melakukan pendampingan pengelolaan listrik bandara hingga level III yang meliputi jaringan tegangan menengah (JTM), genset yang terhubung dengan JTM dan main power sitem (MPS) serta un-interupted power system (UPS) untuk daerah prioritas," ujar Adnyana.
Pihaknya akan menyelesaikan assesment level I yang terdiri atas asessment aset, perbaikan dan penggantian peralatan. "Akhir minggu ini sudah harus selesai" tukas Adnyana.
Sementara pada level II asessmen itu akan mencakup peningkatan pola operasi yang meliputi pendefinisian prioritas layanan, persyaratan pasokan pada daerah sesuai definisi dan persyaratan sistem operasi secara umum di Bandara.
Untuk jaringan tegangan rendah, masih sepenuhnya dikelola AP II. Jadi secara umum sistem kelistrikan Bandara Internasional Soekarno-Hatta masih sepenuhnya dikelola AP II. Kerjasama ini bentuknya pendampingan pengelolaan kelistrikan saja," tutur Adnyana.
Untuk kelanjutan kerjasama tersebut, kedua pihak masih menunggu hasil asessment level III yang ditargetkaan bisa selesai pada akhir November mendatang. "Akhir November nanti hasilnya sudah ada. Hal itu akan menentukan bentuk pembenahan yang akan dilakukan termasuk juga mekanismesnya. Demikian halnya dengan nilai kontrak kerjasama ini akan sangat tergantung dari hasil asesment tersebuta,"ujar Salahudin.
Meski kerjasama sudah diteken, pihak AP II belum berani menjamin tidak terulangnya kasus mati lampu di bandara. Secara umum potensi padam listrik untuk penerangan masih bisa terjadi, Upaya kerjasama ini justru untuk meminimalisir dan menghilangkan potensi itu. “Namun kami berani menjamin untuk unit utama yang terkait keselamatan dan kelancaran penerbangaan seperti radar, navigasi, pemindai sinar x, tidak akan mengalami pemadaman," ujar Direkrur Utama AP II, Tri S. Sunoko. (dira)