TANGERANGNEWS-Kebijakan pemerintah Indonesia adalah menyelamatkan lebih dulu wanita dan anak-anak dari Mesir yang semakin bergejolak. Dua bocah, Adnan (4) dan Ala F (6), pun terpaksa terpisah dengan orang tuanya, karena dievakuasi lebih dulu.
Adnan dan Ala rencananya akan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, siang ini, Rabu (2/2/2011). Mereka akan dijemput tantenya, Rahmi (26) dan kakeknya, Pandi Upandi (66). Mereka warga Jalan Riung Tenueng No 13, Kecamatan Gedebage, Bandung. Mereka adalah anak pasangan Umi Kulsum dan Muhammad Taisir Al Azhar.
Kakak Rahmi, Umi Kulsum, mengajar bahasa Indonesia di Kairo sejak tahun 2001. Namun karena situasi memburuk, mereka pun memutuskan untuk menyelamatkan diri ke Indonesia.
"Kata kakak saya, rata-rata orang di Indonesia jauh dari kerusuhan karena lebih memilih berdiam diri di dalam rumah," kata Rahmi.
Rahmi lalu menghubungi Umi dengan menghidupkan loudspeaker ponsel. Dari ujuang telepon terdengar cerita Umi keadaan di jantung kota Kairo yang bergejolak. "Kacau banget," kata Umi.
Sehingga, kata Umi, tidak ada warga yang bisa bekerja. Bank-bank juga tutup, internet pun mati. Dia tidak berani keluar, sebab di luar penuh dengan orang yang membawa pisau.
Apakah tidak ada polisi? "Polisi tidak ada, hanya tentara dan orang-orang berpakaian preman," jawabnya.
Umi dan suaminya belum bisa pulang karena masih memantau situasi politik di Mesir. "Masih banyak berkas-bekas juga yang belum diurus," terangnya.
(DIRA DERBY)