TANGERANG-Pesawat yang take off dari Bandara Soekarno-Hatta menimbulkan tekanan angin yang cukup besar terhadap benda di sekitarnya. Hal ini pun berdampak pada rusaknya rumah ratusan warga yang tinggal di RW 02 Kelurahan Selapajang Jaya, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang.
Ketua RW 02 Marca, kondisi ini terjadi sejak bandara Soekarno-Hatta beroperasi pada tahun 1984 lalu. Setiap kali take off, angin pesawat atau Jet Blast membuat sejumlah atap rumah warga terbang, sementara tembok rumah retak-retak.
“Dalam sehari Bandara Soekarno-Hatta terdapat lebih dari 2.500 penerbangan, baik Landing maupun take off. Jadwal pesawat banyak yang take off pada waktu-waktu tertentu, terutama pukul 15.00-18.00 WIB. Pada saat itu saat sebagian besar warga Selapajang Jaya, takut berada di dalam rumah karena takut rumahnya roboh,” terangnya, Selasa (22/11).
Marca menambahkan,hingga saat ini warga belum mendapat kompensasi dari PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara. Warga berharap, dapat diberikan kompensasi terkait kebisingan maupun pergantian rumah warga yang rusak. Sementara dalam jangka panjang, warga meminta direlokasi ke tempat lain yang layak.
"Sebelumnya pernah ada korban. Warga yang sedang di dalam rumah tiba-tiba tertimpa genting saat ada pesawat turun, beberapa tahun lalu. Bahkan nyawanya tidak tertolong. Hal ini membuat warga resah dan minta direlokasi," tuturnya.
Sementara Kepala Baguan Humas PT AP II Ketut Fery Utama Yasa mengatakan, pihaknya belum pernah menerima laporan dari warga terkait pergantian kerusakan rumah akibat angin pesawat tersebut. Namun pihaknya akan segera mensurvey lokasi jika ada laporan. "Sejauh ini kami belum menerima pengaduan dari warga, bagiamana kami mau bertindak," ujarnya saat dihubungi via telepon genggamnya kemarin.(RAZ)