TANGERANGNews.com-Tim Pemenangan Rano Karno-Embay Mulya Syarief membantah jika elite ditingkat Kota dan Kabupaten serta Provinsi Banten terbelah bermain menjadi dua kaki kepasangan Wahidin Halim-Andika Hazrumy.
“Tidak ada (yang main dua kaki), yang terjadi hanya ada di Kota Tangerang. Ketua DPC PDIP yang sudah dinonaktifkan (Hendri Zein) tidak menjalankan tugasnya untuk membakali saksi saksi dengan pelatihan, tidak seperti cabang lain,” ujar salah Mayjen TNI (Purn) TB Hasanudin anggota Tim Pemenangan Rano-Embay saat menggelar konprensi pers di rumah pemenangan Rano-Embay, Modern Land, Kota Tangerang, Rabu (22/2/2017).
Menurut dia, wajar jika ada persepsi seperti itu. Karena, kata dia, sebelumnya Rano Karno digandeng oleh Ratu Atut Chosiyah. “Itu masa lalu, memang masih ada kata-kata dia orang Atut. Si anu orang Atut, jadi tidak benar itu,” tuturnya.
Sebelumnya, Tokoh Pemuda Tangerang Kholid Ismail dan Ketua Lembaga Independen Kajian Publik Yusuf Iskandar menyatakan, penyebab suara Rano-Embay melorot karena elite partai di tingkat kota, kabupaten dan provinsi bermain dua kaki.
Pernyataan yang dilontarkan Ketua Lembaga Independen Kajian Publik Yusuf Iskandar, soal penggembosan suara pasangan calon (Paslon) RK-Embay juga dibantah oleh Gusri Effendi. Gusri menilai hal itu sangat tidak mendasar, menyesatkan dan menjurus pada fitnah.
"Waduh hebat benar itu orang (Yusuf Iskandar). Ngakunya ketua lembaga kajian, tapi pakai data aja salah. Ini adalah pernyataan fitnah yang ditujukan ke saya,"ungkap Gusri Effendi, saat dikonfirmasi soal kebenaran berita tersebut.
Gusri yang saat ini menjabat ketua Petani Nasdem Provinsi Banten, itu menjelaskan bahwa dirinya sudah tidak lagi menjabat sebagai Ketua Partai Nasdem Kota Tangerang sejak tahun 2016.
"Sejak Maret 2016, saya sudah tidak lagi menjabat ketua partai Nasdem Kota Tangerang. Jadi berita itu sangat tidak benar dan tidak punya dasar sama sekali," jelasnya.