TANGERANGNEWS.com-Sepanjang 2018, tercatat 5 fenomena bencana alam melanda Indonesia. Rangkaian bencana ini diawali dengan gempa bumi Lombok, kemudian tsunami Sulawesi Tengah, gempa Jawa Timur, banjir bandang dan longsor Mandailing Natal, hingga tsunami Selat Sunda.
Rentetan peristiwa yang merenggut ribuan korban jiwa tersebut telah dihadapi. Namun sebelum dan sesudah bencana, ada teknik yang harus diimplementasikan dalam berkomunikasi khususnya penyebarluasan informasi kepada masyarakat.
Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Banten mewacanakan menggelar seminar nasional dengan mengambil tema ‘Komunikasi Bencana: Sebelum dan Sesudah’.
Rencana seminar tersebut lahir berdasarkan hasil rapat para pengurus ISKI Banten di Gedung Serbaguna FISIP Untirta, Jumat, (4/1/2019).
Ketua ISKI Banten Yopy Perdana Kusuma mengatakan, berkomunikasi dalam menghadapi bencana saat sebelum maupun sesudah sangat penting diperhatikan. Terlebih ketika sebelum bencana, peringatan dini yang akurat sangat penting menjadi informasi bagi masyarakat, demi mengurangi dampak akibat bencana itu sendiri.
“Kami akan bahas penguatan mitigasi bencana terhadap kegagalan teknologi,” ujar Yopy, Sabtu (5/1/2019).
Selain membahas mitigasi, seminar juga akan membahas serangkaian materi komunikasi bencana dan sesudah lainnya secara konkret.
Antara lain membahas komunikasi kesehatan dalam pemulihan pasca bencana, komunikasi budaya dalam melihat bencana alam, etika jurnalisme dalam merekonstruksi peristiwa bencana, bencana dalam perspektif komunikasi politik, hingga peran pemerintah dalam komunikasi bencana.
“Acara ini juga direkatkan dengan momerandum of agreement antar prodi ilmu komunikasi se-Banten,” jelas Yopy.
Seminar national ini diagendakan digelar bertepatan pada hari bumi, Senin (22/4/2019) di Auditorium Untirta. Para stakeholder terkait seperti BMKG, Kemensos dan BNPB pun direncanakan turut hadir.(RAZ/HRU)