TANGERANGNEWS.com-Pemerintah Provinsi (Pemprov) mengantisipasi terjadinya bencana menjelang mudik Lebaran dan libur nasional 2024. Hal ini mengingat sejumlah daerah di Indonesia termasuk Banten tengah dilanda cuaca ekstrem.
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan, bencana alam tidak dapat dihindari, namun bisa diantisipasi. Untuk itu, Pihaknya telah mengambil langkah strategi untuk menghadapi risiko terjadinya bencana terutama menjelang mudik Lebaran.
Upaya yang dilakukan mulai dari pengecekan personel dan fasilitas sejak jauh-jauh hari.
"Selanjutnya koordinasi dan komunikasi dengan jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Banten, TNI, Forkopimda, BPBD, Basarnas dan pihak terkait sudah dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan buruk terjadi," katanya, Kamis 21 Maret 2024.
Termasuk juga melibatkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk informasi seputar update cuaca secara berkala.
Pemprov Banten juga menyiapkan modifikasi cuaca jika diperlukan dalam rangka memberikan kenyamanan bagi masyarakat dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri.
"Saya tiap hari berkomunikasi dengan BMKG saling support data dan kita melakukan analisis untuk itu, bila diperlukan agenda modifikasi cuaca kita laksanakan. Kita berdoa semoga semuanya baik-baik saja,” sambungnya.
Berbicara soal kerawanan bencana, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten Nana Suryana menjelaskan, hampir di seluruh kabupaten/kota di Banten masuk dalam kategori rawan bencana.
Untuk wilayah yang berpotensi banjir dan longsor di antaranya seperti di Kabupaten Lebak, Pandeglang, wilayah Serang, dan sebagian kecil di wilayah Tangerang.
"Sementara wilayah berpotensi tsunami yakni di Kabupaten Lebak, Cilegon, Pandeglang, dan Serang," katanya.
Sebagai upaya antisipasi, para personel BPBD Banten akan ditempatkan di beberapa titik di antaranya di pos bersama, pos terpadu, pos pengamanan (pos pam), dan lainnya, untuk siaga selama H-7 sampai H+7 Lebaran.
"Pos pam terpadu akan dibangun di sekitar Pelabuhan Merak dan tempat wisata," ujar Nana.
Pos-pos tersebut juga turut disiapkan di beberapa titik dan jalur yang berpotensi rawan bencana banjir, longsor dan bencana tak terduga lainnya.
Adapun jumlah kekuatan personel BPBD Banten sebanyak 150 orang dibantu dengan TNI Polri, relawan dan unsur pemerintah lainnya.
"kita berharap bisa menangani hal-hal yang tidak diinginkan, tapi kita tidak berharap adanya bencana,” kata Nana.
Pihak BPBD Banten juga mendapatkan suplai informasi cuaca kemaritiman, pelayaran, gelombang tinggi, kecepatan dan terkait cuaca melalui BMKG, sebagai panduan untuk melakukan perjalanan khususnya pelayaran jalur laut.
Sementara untuk prosedur penyelamatan korban bencana, kebijakan yang dilakukan BPBD Banten tidak terlepas dari Standar Operasional Prosedur (SOP), salah satunya dengan mengutamakan yang masih hidup.
Hal tersebut untuk mengantisipasi agar tidak ada korban jiwa susulan.
“Penyelamatannya apakah evakuasi yang sudah meninggal atau selamat semuanya ada SOP, kita mengutamakan yang masih hidup dengan mengantisipasi agar tidak ada korban susulan,” jelas Nana.
Dalam menyikapi potensi cuaca ekstrem, masyarakat diminta untuk waspada dengan menghindari tempat-tempat yang berpotensi banjir, tanah longsor.
Para orang tua juga diminta untuk mengawasi dan memperhatikan anak-anak dalam bermain di sekitar aliran sungai agar tidak terbawa arus.
"Selain itu juga harus untuk jeli dan tidak mudah percaya begitu saja terhadap berita hoaks atau bohong soal bencana yang belum jelas kebenarannya," tutup Nana.