TANGERANGNEWS.com-Tren mengunggah video yang menampilkan kecantikan dari perempuan muda Badui oleh para konten kreator ke media sosial mengundang reaksi tokoh-tokoh budaya di Banten.
Budayawan Banten Uday Suhada mengaku marah sekaligus prihatin terhadap maraknya fenomena eksploitasi tersebut.
"Makin ke sini semakin mengeksploitasi perempuan muda Badui," ujar Uday dalam keterangan tertulisnya dikutip dari CNN Indonesia, Rabu, 3 Juli 2024.
Berkenaan dengan itu, Lembaga Adat Badui telag mengadakan rapat pada 29 Juni lalu untuk membahas maraknya eksploitasi perempuan muda Badui di media sosial oleh konten kreator.
Menurut Uday, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya eksploitasi terhadap perempuan Badui.
Pertama, kemajuan teknologi yang mengubah pola pikir, sikap, dan perilaku generasi muda Badui. Kedua, konten kreator yang mengeksploitasi kecantikan perempuan muda Badui. Ketiga, lembaga adat yang belum menerapkan hukum adat terhadap para pelaku, baik sanksi terhadap warga Badui maupun pihak luar yang eksploitatif.
Dari hasil musyawarah, lanjut Uday, tokoh adat Badui Dalam dan Luar sepakat mengultimatum semua konten kreator untuk menghentikan pembuatan konten yang mengeksploitasi kecantikan perempuan Badui dan menghapus konten yang sudah ditayangkan.
Selain itu, Uday juga menyarankan agar Lembaga Adat menyempurnakan Peraturan Desa (Perdes) Nomor 1 Tahun 2007 tentang Saba Budaya dan Perlindungan Masyarakat Adat Tatar Kanekes, yang mengatur kunjungan masyarakat luar ke Badui.
"Jangan jadikan mereka sebagai objek, jadikan mereka subyek, teladan, tuntunan bukan tontonan. Sebab Badui adalah sebuah peradaban yang harus kita jaga bersama," pungkasnya.