TANGERANGNEWS.com- Ribuan warga miskin di Banten mengaku tidak pernah menerima bantuan sosial (bansos) dari pemerintah. Setelah ditelusuri, ternyata ribuan orang kaya justru menikmati bantuan tersebut, meskipun seharusnya tidak berhak mendapatkannya.
Fakta ini terungkap dalam dialog pilar-pilar sosial yang digelar di Pendopo Gubernur Banten, Kota Serang, pada Rabu, 19 Maret 2025. Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul serta Gubernur Banten Andra Soni.
Andra Soni mengaku terkejut dengan temuan ini. Ia mengakui bahwa data penerima bansos selama ini masih banyak yang tidak akurat.
"Ternyata selama ini data orang miskin kita banyak yang belum sempurna," ujar Andra dikutip dari Kompas, Sabtu, 22 Maret 2025.
Berdasarkan data dari Kementerian Sosial, sebanyak 4.386 warga kaya di Banten menerima bansos sembako, meskipun mereka masuk dalam kategori ekonomi mampu. Sementara itu, banyak warga miskin yang seharusnya berhak menerima bantuan justru tidak pernah mendapatkannya.
"Keluhan masyarakat bahwa pemberian bansos tidak tepat sasaran dan segala macamnya terbukti setelah peralihan dari DTKS menjadi DTSEN," kata Andra.
Sebelumnya, data penerima bansos masih menggunakan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Namun, kini sistem pendataan telah beralih ke Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yang diharapkan bisa lebih akurat dalam menentukan penerima bansos.
Andra Soni berharap, dengan sistem DTSEN, bansos dapat lebih tepat sasaran. Melalui sistem ini, masyarakat bisa mengecek sendiri status kesejahteraan mereka berdasarkan kategori desil, dari Desil 1 hingga Desil 10.
Dalam sistem DTSEN, Desil 1 merupakan kategori masyarakat miskin ekstrem yang seharusnya segera menerima bantuan, sedangkan Desil 10 adalah masyarakat paling sejahtera yang tidak berhak menerima bansos.