Connect With Us

Merasakan Sensasi Makan Angkringan di Tengah Kuburan Tangerang

Achmad Irfan Fauzi | Minggu, 28 Februari 2021 | 12:25

Angkringan Ahh Mantab di kawasan pemakaman Tanah Gocap, Karawaci, Kota Tangerang. (@TangerangNews / Achmad Irfan Fauzi )

TANGERANGNEWS.com-Peluang usaha membuat tempat makan di pinggir jalan seperti angkringan, akhir-akhir ini mengalami tren yang cukup banyak digandrungi. 

Tempat makan yang menyajikan menu utama berbagai macam sate seperti usus ayam, ati ampela, kepala ayam, nasi kucing dan juga yang tak kalah penting kehadirannya yaitu wedang jahe. 

Novi Asih wanita kelahiran Tangerang tahun 1994 memberanikan diri membuka usaha angkringan di masa pandemi. 

Padahal, bukan sedikit pelaku usaha kuliner yang gulung tikar akibat COVID-19. 

"Justru usaha ini saya bersama suami bangun akibat banyak sanak saudara yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi. Kami prihatin dengan mereka, makanya dengan sedikit modal tabungan yang kita miliki, kita gunakan untuk membuat usaha khas dari Jogja dan Solo ini," bebernya, Minggu (28/2/2021). 

Wanita yang berprofesi sebagai guru itu menambahkan, angkringan Ahh Mantap miliknya sejak dibuka pada akhir tahun 2020 itu mampu mempekerjakan lima orang pegawai. 

"Satu orang koki dan asistennya, kemudian dua orang pramusaji serta seseorang yang bertugas mencuci piring dan gelas," papar wanita berkerudung itu. 

Tempat makan yang menyajikan menu utama berbagai macam sate seperti usus ayam, ati ampela, kepala ayam, nasi kucing dan wedang jahe.

Meski warung angkringan terkenal dengan budaya 'nangkring' atau tempat nongkrong, namun selama pelaksanaan PPKMB ia tidak menerima pelanggan makan di tempat. 

"Jadi selama hampir satu bulan kemarin kita hanya terima order take away, meski berpengaruh sama pendapatan, tapi kita percaya bahwa rejeki itu sudah ada yang mengatur, tinggal usaha saja dari kita," tukasnya. 

Namun ada sensasi tersendiri menikmati makanan di angkringan Ahh Mantab. Sebab, lokasi angkringan ini berada di kawasan kuburan atau pemakaman Tanah Gocap Karawaci.

Kawasan pemakaman Tanah Gocap terkenal dengan suasananya yang sepi dan cukup membuat merinding saat melintas di wilayah tersebut. 

Novi mengaku, ide membuka angkringan berada di tengah-tengah kawasan kuburan itu berasal dari adanya unggahan netizen yang membuat viral bahwa di kawasan Tanah Gocap menyeramkan dan rawan. 

Tempat makan yang menyajikan menu utama berbagai macam sate seperti usus ayam, ati ampela, kepala ayam, nasi kucing dan wedang jahe.

"Jadi waktu itu memang sudah berencana buka angkringan, tapi bukan di lokasi sekarang. Nah waktu liat medsos ada akun publik di Tangerang repost postingan warga kalo di Tanah Gocap itu serem banget," katanya. 

Sebagai warga setempat, Novi ingin mematahkan isu tersebut, sekaligus membantu warga yang merasa takut jika pulang malam melewati lokasi itu.

"Saya langsung bilang sama suami untuk buka warungnya di depan gang saja, di tengah-tengah kuburan. Mudah-mudahan dengan adanya warung, kita jadi enggak takut lagi," terang wanita lulusan UNIS Tangerang itu. 

Novi Asih pemilik usaha angkringan.

Namun, Novi mengaku ada beberapa pelanggannya yang merasakan sensasi berbeda saat makan di angkringan miliknya. 

"Ya kebanyakan mereka suka sama makananya yang menunya variatif juga murah. Tapi bukan sedikit juga yang ngerasain hawa mistis waktu makan sendirian," terangnya. 

Sementara salah satu pengunjung, warga Cipondoh, Ahmad Baladi mengaku sudah beberapa kali makan di angkringan Ahh Mantap. 

"Bumbunya bikin ketagihan, juga sensasinya beda aja, pas makan liat ambulance jenazah bulak-balik lewat. Soalnya mau bawa jenazah ke rumah duka di deket jembatan," pungkasnya. 

Angkringan Ahh Mantap buka pada Senin sampai Sabtu mulai pukul 16.00 hingga 23.40 WIB. Ikuti juga akun media sosial @angkringan.ahhmantap. (RAZ/RAC)

NASIONAL
Tak Lagi Berorientasi Profit, Bulog Bakal Kembali Seperti di Era Orde Baru

Tak Lagi Berorientasi Profit, Bulog Bakal Kembali Seperti di Era Orde Baru

Sabtu, 23 November 2024 | 10:54

Pemerintah tengah mengupayakan transformasi pada Perum Bulog untuk mengembalikan perannya sebagai stabilisator pangan utama, serupa dengan fungsi strategisnya pada era Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.

OPINI
Jemput Bola Kejar Pajak, Haruskah?

Jemput Bola Kejar Pajak, Haruskah?

Senin, 18 November 2024 | 14:36

Tidak bisa dimungkiri, dalam sistem kapitalisme sumber pemasukan utama negara didapatkan dari pajak. Maka tidak heran jika akhirnya berbagai cara dilakukan demi menertibkan rakyat dalam membayar pajak

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill