TANGERANGNEWS.com-PT BTPN Syariah Tbk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat prasejahtera lewat layanan kemudahan pembiayaan untuk modal usaha tanpa agunan.
Tak hanya sampai di situ, para nasabah yang merupakan ibu-ibu ini juga diberi pendampingan berkelanjutan terkait pengelolaan keuangan dan bisnis, sehingga dapat mengembangkan usaha skala ultra miko mereka.
Hal itu dikatakan Ainul Yaqin, Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah saat mengunjungi pertemuan rutin sentra (PRS) para nasabah di Sentra Cinangsi, Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Selasa 19 Desember 2023.
Ainul Yaqin mengatakan pembiayaan dan pendampingan untuk masyarakat inklusi ini merupakan program yang dicanangkan BTPN Syariah sejak tahun 2011.
Pihaknya sengaja menyasar para wanita khususnya ibu-ibu, terutama yang berada pelosok desa agar ekonomi keluarga mereka bertumbuh.
"Ini juga sebagai upaya agar mereka bisa mendapat jaminan perlindungan hukum yang jelas ketika meminjam uang, dibanding harus lewat bank keliling atau rentenir yang beresiko karena bunga yang besar," jelasnya.
Adapun pembiayaan yang diberikan dimulai dari Rp2 juta. Syaratnya mereka harus punya usaha dan mendapat persetujuan dari keluarga. Lalu, mereka harus bergabung menjadi anggota kumpulan atau pertemuan rutin sentra.
"Nanti yang memverifikasi dia layak mendapat pembiayaan atau tidak adalah para anggota sentra yang isinya ibu-ibu nasabah di wilayah itu. Untuk anggota baru mulai dari Rp2 juta, kita lihat kalau usahaya bertumbuh pembiayaan bisa meningkat," tambah Ainul Yakin.
Ia menjelaskan, pertemuan rutin sentra diadakan setiap dua minggu sekali di rumah salah satu rumah nasabah.
Berbagai kegiatan perbankan dilakukan dalam setiap pertemuan, mulai dari memberikan pembiayaan, membayar angsuran, sampai menabung, serta melakukan pemberdayaan dengan membawa akses pengetahuan kepada nasabah.
"Mereka akan bertemu dan dilayani langsung oleh Community Officer (CO) yang merupakan petugas lapangan atau ujung tombak BTPN Syariah," ungkapnya.
Pertemuan rutin sentra ini sangat menekankan prinisp kekeluargaan dan gotong royong. Bahkan mereka memiliki uang solidaritas sentra yang dikumpulkan tiap kali pertemuan, untuk mengcover salah satu anggota jika sewaktu-waktu tidak bisa membayar cicilan.
"Uang ini sifatnya pinjaman, nasabah tetap harus mengganti untuk membantu anggota lainnya. Jadi memang solidaritasnya tinggi sekali," papar Ainul Yaqin.
Diketahui saat ini Sentra Cinangsi yang memiliki anggota hingga 30 orang. Di mana mayoritas nasabah memiliki usaha di sektor pertanian, jual makanan, perkreditan, dan perdagangan.
Euis Nurhajanah yang sudah 10 tahun yang menjadi nasabah di Sentra Cinangsi mengaku sangat merasakan manfaat program unggulan BTPN Syariah tersebut.
Melalui pinjaman awal Rp2 juta, ia terus mengembangkan usaha perkebunan sayurnya dari yang hanya seluas 150 meter persegi hingga sekarang mencapai 1 hektare. Pembiayaan dari BTPN Syariah juga terus bertambah sampai bisa mencapai Rp15 juta.
"Awalnya pinjam buat beli pupuk untuk menanam kentang, usaha juga tidak besar, karyawan cuma dua orang. Sekarang kebun sudah luas, ada kentang dan sawi, dan rencanaya mau nanam kubis," katanya.
Kini, Euis yang merupakan janda anak dua ini sudah memiliki enam karyawan dengan omzet mencapai Rp20 juta. Ia pun dapat membiayai pendidikan dua anaknya seorang diri.
"Saya tidak pernah nunggak, cicilan selalu saya bayar rutin, jadi Alhamdulillah usaha lancar. Sangat bersyukur dibantu BTPN Syariah," paparnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Kesejahteraan (Kesra) Desa Pulosari Devi Rizalulfikri mengapresiasi BTPN Syariah telah membantu mendorong perekonomian warganya.
"Sekarang ibu-ibu ini jadi lebih produktif karena disamping mendapat modal juga diajari cara mengelola uang. Kami pemerintah desa merasa sangat terbantu," pungkasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan catatan per kuartal III 2023, jumlah nasabah BTPN Syariah di Jawa Barat sudah lebih dari 774 ribu yang berasal dari 27 kabupaten/kota.
Sementara pembiayaan yang sudah disalurkan sebesar Rp2,83 triliun kepada ibu-ibu nasabah yang tergabung dalam 60.046 sentra di Jawa Barat.