TANGERANGNEWS.com-Nasib Yeni Farida,28, kisah hidupnya hamir mirip sama dengan Novia Widyasari di Mojokerto yang bunuh diri di makam ayahnya karena sedang hamil. Kemiripannya, karena sama-sama nyaris bunuh diri dan sama-sama ditentang hubungannya oleh sang calon mertua.
Kisah Yeni Farida yang tinggal di Kp Jambu, Gelam Jaya, Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang bertemu sang pria pujaan hati bermula pada Juni 2021. Sang pria berinisial Z berusia 23 tahun berasal dari Magelang, Jawa Tengah.
Z ini merupakan lajang berprofesi sebagai buruh di perusahaan swasta di daerah Kebon Nanas, Cikokol, Tangerang.
Sedangkan Yeni merupakan seorang janda sejak April 2019 lalu.
Perkenalan mereka berawal dari teman mereka, kemudian berlanjut berpacaran pada Juni 2021 setelah saling cocok dan tidak mempersoalkan usia maupun status.
“Saya sebelumnya SPG, tetapi kini sudah tidak bekerja lagi,” ujar Yeni kepada TangerangNews, Selasa 21 Desember 2021.
Menurut Yeni, Z di Tangerang tinggal sewa rumah di Curug, Kabupaten Tangerang. Sedangkan Yeni ngontak di Perumanas I Tangerang.
“Itu saat masih pacaran, dia setiap hari selalu bersama saya. Hanya saat bekerja saja dia tidak bersama saya. Saya memang saat itu tidak tinggal bersama ortu, ngontrak di Perumnas,” ujar Yeni.
Karenanya, Yeni pun akhirnya hamil. Kehamilan Yeni diketahui setelah pasangan ini memeriksa bersama-sama. “Kenapa memeriksa? Sebab dia (Z) curiga karena saya enggak datang bulan,” terangnya.
Awalnya, Z menyampaikan dirinya akan bertanggung jawab. Singkat cerita, dari yang biasa perhatian kepada Yeni Z berubah setelah kabar kehamilannya diberitahu kepada sang orangtua pria. “Ayahnya bilang, di kampung mereka adatnya di sana enggak ada perjaka yang menikah dengan janda. Lalu disuruh gugurkan kandungan,” tutur Yeni.
“Ayahnya itu memarahi saya, menyudutkan saya. Tanpa mau menyalahkan anaknya sendiri dengan mengirim hadist-hadist. Sejak itu pacar saya berubah total,” katanya.
Akhirnya Yeni mau tidak mau menyampaikan juga kabar itu kepada orang tuanya sendiri, bahwa dirinya hamil.
“Orangtua saya sudah kenal dengan Z. Karena Z selalu menemani saya juga kalau ke rumah orangtua, jadi hubungan kami sudah diketahui keluarga saya,” jelasnya.
Setelah mendengar cerita Yeni, ibunda Yeni pun terkejut, namun tetap bersabar.
Hanya saja, keluarga Yeni berharap agar ada tanggung jawab dan tidak setuju untuk digugurkan kandungan tersebut.
“Orang tua saya mengaku akan melaporkan ke polisi jika tidak bertanggung jawab. Akhirnya ayahnya Z berubah, namun saya hanya dinikahkan siri. Anehnya, Z setelah sesuai menikah siri dengan saya 29 November 2021, si Z ikut pulang tidak bersama saya tinggal di sini. Bahkan janji untuk membayar pernikahan pun tidak terlaksana,” tuturnya.
“Bahkan si orang tua Z ini menyampaikan kalau mau jadi yang kedua atau poligami enggak apa-apa. Karena anaknya sudah direncanakan akan menikahi seorang anak ustaz di Magelang,” jelas Yeni.
“Selain itu seakan menuduh jika anak yang saya kandung bukan merupakan anak dari Z. Saya sudah bersumpah, tetap saja seperti itu dugaan mereka. Hampir saja, saya bunuh diri saat itu dengan menggunakan pisau. Namun, orangtua menarik saya agar tinggal bersama orangtua, sehingga tidak sampai terjadi,” jelasnya.
Yeni mengaku sudah melaporkan hal ini ke Komnas Perempuan dan KPAI serta LBH Keadilan.
”Namun, kalau ke Polisi saya belum ada uang, kalau ke yang saya sebut tadi, kan bisa melalu chat. Saya juga kondisinya uang tabungan Rp3 juta sudah habis, kesehatan saya juga lagi drop karena mual terus. Karena kehamilan saya sudah jalan 10 minggu. Saya enggak tahu lagi, harus bicara dengan siapa, harus minta tolong dengan siapa . Saya hanya minta ada tanggung jawab. Saya dikasih tahu ayahnya Z, kalau mereka dari keluarga terpandang, karena ayahnya ini seorang ketua majelis taklim di kampungnya. Apakah karena itu mereka malu? Tetapi saya bukan sampah yang diperlakukan seperti ini kan. Jangan hempaskan saya seperti ini, ” singkatnya.