TANGERANG - Dua kepala daerah di Tangerang menolak untuk membantu DKI Jakarta dalam menyelesaikan persoalan sampah di Ibukota.
"Sampai sekarang belum ada telepon dari Ahok, tapi memang kita tidak mungkin menampung sampah mereka. Kita hanya bisa tampung 4.000 sampah dari Tangerang Raya (Kota Tangerang, Kota Tangsel dan Kabupaten Tangerang)," ucap Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, Jumat (6/11).
Mengenai ada lahan milik DKI di wilayah Ciangir, Zaki mengatakan, ketika itu DKI Jakarta membeli lahan di sana dengan maksud akan membuat perumahan untuk pegawai. Artinya, sesuai dengan tata ruang wilayah setempat untuk pemukiman.
"Tapi dirubah sama mereka niatnya menjadi tempat pembuangan akhir sampah. Ya kita tolak. Itu soal ada rencana kereta ke Tangerang khusus buat buang sampah itu juga kemauan DKI. Lucunya mereka mau manfaatkan lahan disini jadi TPA tanpa mau ikut aturan kita, ya jangan mentang-mentang DKI dong," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Tangerang mengaku tidak bisa menampung sampah DKI Jakarta. Pasalnya Pemkot Tangerang pun masih kewalahan mengelola sampah Kota Tangerang yang mencapai 1.000 ton per hari.
"TPA Rawa Kucing memiliki 35 hektare lahan dan baru terpakai 15 hektare. Itu pun dengan pengelolaan yang ada kita hanya sanggup menampung sampah di wilayah Kota Tangerang. Jadi kita masih fokus mengolah sampah di wilayah kita saja," ucap Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah.
Arief mengaku, pihaknya telah berkomunikasi dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Djajapurnama atau Ahok. Namun, tidak ada pembahasan tentang penawaran DKI untuk membuang sampah ke Kota Tangerang.
"Saya sempat BBM-an dengan Pak Ahok. Kita prihatin, DKI kan ibu kota negara. Tidak ada omongan soal tawaran. Hanya ngobrol saja," Jelasnya.
Dalam obrolan tersebut, Arief mengaku prihatin dengan masalah sampah yang dihadapi DKI lantaran tidak bisa membuang ke Bekasi akibat diprotes warga.
"Saya berikan support dan masukan soal sistim pengelolaan sampah di Surabaya yang sama dengan Jepang. Kita kan belum punya sistimnya, kita sedang belajar kearah sana. Mudah-mudahan bisa jadi solusi DKI," jelasnya.
Sedangkan terkait mesin pengolah sampah jadi bahan bakar minyak (BBM) yang akan dibangun Kementerian Sumber Daya Alam (SDA) di TPA Rawa Kucing, menurut Arief juga tidak bisa membantu mengurangi sampah DKI. Pasalnya kapasitas sampah yang bisa diolah hanya 6 ton, dan hanya jenis sampah plastik.
"Sedangkan sampah di Kota Tangerang sampai 1.000 ton. Buat kita sendiri saja kurang. Ini kan baru pilot project, mungkin jika berhasil bisa dikembangkan," jelasnya.