TANGERANGNEWS- Sejak lahir pada 5 November 2009 lalu, Muhammad Rizki anak ketiga dari pasangan Erwin Lubis,36 dan Hendriana,35, yang tinggal di Kampung Cukang Galih, RT 03/01, Dusun II, Desa Cukang Galih, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Banten belum bisa berbuat apa-apa.
Bahkan tiap hari dia hanya mendapatkan air susu ibu. Meski begitu, perutnya terus membuncit, hingga Rizki sulit bergerak karena badannya tidak mampu menopang perutnya yang semakin membesar.
.
Itu terjadi karena Rizki terlahir dengan organ tubuh yang tidak sempurna,yaitu mengalami pembengkaan hati, pembengkakan jantung, tidak memiliki saluran kantong empedu dan pelebaran usus.
Sehingga makanan yang masuk ke dalam tubuhnya tidak terproses dengan baik dan langsung keluar melalui dubur. "Dalam waktu satu hari satu malam, Rizki bisa buang air besar hingga belasan kali," kata ibunya Hendriana.
Akibatnya, setiap malam ia bergantian dengan suaminya untuk menjaga dan membersihkan kotoran anaknya yang seperti cairan berwarna kuning. Bahkan selain kerap menangis, tiap malam ia selalu merintih seperti orang kesakitan. "Saat melihat dia tertidur, saya selalu meneteskan air mata karena tidak tega mendengar rintihannya," kata Erwin Lubis.
Lebih Jauh Erwin Lubis dan Hendriana yang berdagang sembako di rumahnya yang berukuran sekitar 3 x 10 meter itu bercerita, Rizki diketahui akan lahir tidak sempurna, sejak ia berusia enam bulan kandungan. Pasalnya, selain besaran kandungan Hendriana lebih besar dari kandungan orang lain yang seusianya, tim medis di salah satu pengobatan 24 jam yang memeriksanya mengatakan bahwa perut bayi yang di kandung Herianna berisi cairan.
Akibatnya ketika kandungan tersebut memasuki usia sembilan bulan, tim medis merujuk Hendriana agar melahirkan anak ketiganya di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Anisa di Jatiuwung, Kota Tangerang.
Alangkah kagetnya Erwin, ketika melihat anak yang dilahirkan oleh istrinya dengan cara di caesar itu, perutnya buncit bak balon yang berisi air.
Setelah dimasukan kedalam incumbatur di rumah sakit tersebut, akhirnya Muhammad Rizki di rujuk ke Rumah Sakit Usada Insani, Cipondoh, Kota Tangerang yang kemudian merujuknya kembali ke RSUD Cipto Mangunkusumo atau Harapan Kita, Jakarta.
Namun sesampai di RSCM, keluarga ini mengaku ditolak oleh tim medis setempat dengan alasan rumah sakit itu sedang di renovasi dan tidak menerima kiriman pasien dari luar daerah.
Sedangkan di Rumah Sakit Harapan kita, Jakata, Muhammad Rizki dianjurkan untuk operasi pencangkokan hati dengan biaya Rp 700 juta. Mendengar pernyataan seperti itu, Erwin kaget dan langsung membawa anaknya pulang untuk dirawat sendiri di rumah.
Pasalnya, selain ia tidak punya biaya, operasi tersebut belum tentu dapat menyehatkan anaknya. Mengingat ketidak sempurnaan Rizki bukan hanya terjadi di pembekakan dihati.
Namun demikian, perut Rizki semakin hari semakin besar, sehingga Erwin dan istrinya bingung karena ia sudah tidak punya biaya lagi untuk mengobati anaknya. "Sekarang ini kami sudah tidak punya apa-apa lagi, karena sejak Rizki lahir dengan cara di caesar kami sudah menghabiskan biaya belasan juta rupiah. Dan dana itu di dapat dengan cara meminjam kesana kemari," kata Erwin.
Karena itu lanjutnya, saat ini ia hanya bisa berharap mudah-mudahan ada dermawan yang mau membantu kesulitan keluarganya. "Sebenarnya kami ingin minta bantuan dari Pemda Kabupaten Tangerang. Tapi tidak tahu bagaimana caranya," kata Erwin berkali-kali. (sm putra bangsa).